Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menunjukkan bahwa olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang mampu menurunkan risiko depresi.
Tidak hanya meningkatkan kualitas tidur, menjaga tulang tetap kuat, dan bahkan membantu kesehatan kulit dan rambut, tetapi juga melawan kecemasan dan depresi yang mengarah pada kesehatan mental yang lebih baik.
Baca Juga
Hal ini sesuai dengan hasil analis baru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry. Penelitian tersebut menganalisis 15 studi dengan lebih dari 190.000 orang untuk menentukan berapa banyak olahraga yang diperlukan untuk mengurangi depresi.
Advertisement
Temuan analisis tersebut terus membuktikan bahwa olahraga tidak hanya untuk mencapai tujuan kebugaran estetika, tetapi juga untuk kesehatan holistik. Memang benar bahwa jika Anda merasa tertekan atau cemas, akan lebih sulit untuk bangun dan bergerak, tetapi melakukan itu adalah kunci untuk kesehatan mental yang lebih baik.
Melansir The Indian Express, Kamis (28/4/2022), analisis menemukan bahwa orang dewasa yang melakukan aktivitas setara dengan 1,25 jam jalan cepat per minggu memiliki risiko depresi 18 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak berolahraga.
Sementara bila naik ke intensitas yang lebih tinggi dengan aktivitas yang setara dengan 2,5 jam jalan cepat per minggu dikaitkan dengan risiko depresi 25 persen lebih rendah.
Manfaat Lain
Disebutkan juga bahwa sebagian besar manfaat diwujudkan ketika berpindah dari tidak ada aktivitas ke setidaknya adanya beberapa aktivitas.
“Temuan kami karena itu memiliki implikasi baru yang penting bagi praktisi kesehatan yang membuat rekomendasi gaya hidup, terutama untuk individu yang tidak aktif yang mungkin menganggap target yang direkomendasikan saat ini (olahraga) tidak realistis,” tulis para penulis dalam penelitian tersebut.
Konsultan Psikiater di Rumah Sakit Fortis, Mulund dan Hiranandani, Vashi Kedar Tilwe sependapat dengan temuan penelitian tersebut. Dia mengatakan bahwa latihan fisik dapat sangat bermanfaat dalam membantu orang mengatasi kelesuan, kebosanan, dan bahkan kelelahan mental.
“Olahraga sering dikaitkan dengan pelepasan Endorfin dan perubahan fisiologis lain yang meningkatkan suasana hati di dalam tubuh seseorang,” tuturnya.
Akibatnya, “Itu juga membantu meningkatkan harga diri dan membangun citra diri yang positif. Faktanya, olahraga teratur dapat menjadi terapi sampai batas tertentu, terutama ketika berhadapan dengan depresi dengan tingkat keparahan ringan. Menggabungkan latihan bersama dengan teknik aktivasi perilaku dan perhatian atau latihan yoga terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kepatuhan terhadap terapi serta meningkatkan kemanjuran intervensi dalam memerangi depresi juga, ” jelasnya lebih lanjut.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement