Sukses

Ingin Punya Anak Kembar? Begini Upaya yang Bisa Dilakukan

Sebelumnya, anak kembar terdiri dari dua, yaitu kembar fraternal (dizigotik) dan kembar identik (monozigot).

Liputan6.com, Jakarta Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi apakah seseorang bisa melahirkan anak kembar atau tidak, ternyata ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan hamil anak kembar. Bagaimana caranya?

Beberapa upayanya termasuk perawatan kesuburan, seperti fertilisasi in vitro (IVF) serta faktor-faktor lain, seperti riwayat keluarga, ras, komposisi tubuh, dan usia seseorang.

Sebelumnya, kembar terdiri dari dua, yaitu kembar fraternal (dizigotik) dan kembar identik (monozigot).

Melansir Forbes, Jumat (27/5/2022), kembar fraternal merupakan jenis kembar yang lebih umum, terjadi ketika lebih dari satu sel telur dilepaskan, dibuahi, dan ditanamkan di dalam rahim.

Dengan kata lain, kembar fraternal terbentuk dari dua sel telur yang terpisah dan dua sperma yang terpisah.

Sementara kembar identik adalah hasil dari satu sel telur dan satu sperma. Dalam kasus kembar monozigot, embrio awal membelah, menghasilkan dua embrio yang identik secara genetik.

Bergantung pada kapan pembelahan embrio terjadi, si kembar mungkin memiliki plasenta dan kantung ketuban sendiri, atau mereka mungkin berbagi plasenta dengan dua kantung terpisah.

Dalam kasus yang jarang terjadi, si kembar dapat berbagi plasenta dan hanya satu kantung ketuban.

 

 

2 dari 4 halaman

Kemungkinan Memiliki Anak Kembar

Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat kelahiran kembar di AS adalah 31,1 per 1.000 kelahiran hidup, sekitar 3% secara keseluruhan. Meskipun ini adalah persentase kelahiran yang relatif rendah, angka itu lebih tinggi daripada beberapa dekade sebelumnya.

Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction melaporkan bahwa tingkat kelahiran kembar telah melonjak lebih dari 30 persen dari tahun 1980-an.

Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh perawatan IVF. Namun, kenaikannya diperkirakan akan turun karena para ahli kesuburan telah mengurangi jumlah sel telur yang ditransfer melalui IVF.

Hal ini karena risiko signifikan yang terkait dengan kehamilan ganda, baik untuk bayi maupun orang hamil.

Di samping itu, penting juga untuk dicatat bahwa lonjakan ini terjadi pada kembar dizigotik atau fraternal, bukan monozigot, atau kembar identik.

Tingkat kelahiran kembar identik tetap sekitar tiga sampai lima dari setiap 1.000 kelahiran hidup, menurut Spesialis Dokter Janin Ibu di Wexner Medical Center di The Ohio State University Michael Cackovic.

 

3 dari 4 halaman

5 Faktor Peningkatan Kemungkinan Kembar Tanpa Perawatan Medis

Ada sejumlah faktor yang dapat membantu meningkatkan kemungkinan seseorang mengandung anak kembar tanpa bantuan perawatan kesuburan. Ini dapat berkisar dari riwayat keluarga dan ras atau wilayah geografis seseorang hingga usia, berat badan, dan tinggi badan seseorang.

1. Keturunan

Riwayat keluarga dengan kehamilan ganda dapat meningkatkan kemungkinan seseorang hamil kembar.

Cackovic mengatakan, genetika dapat membuat seseorang lebih mungkin untuk melepaskan lebih dari satu sel telur, sehingga menghasilkan konsepsi anak kembar. Namun, ia mencatat bahwa ini "kemungkinan berjalan dalam keluarga di pihak ibu sebagai lawan dari pihak ayah”.

 

2. Geografis

Ada juga bagian dunia tertentu di mana anak kembar lebih umum daripada yang lain. Misalnya, angka bayi kembar di Jepang hanya 1,3 dari 1.000 kelahiran. Sementara di Afrika, khususnya Nigeria, yang memiliki insiden kembar tertinggi di dunia, angkanya jauh lebih tinggi. Di antara orang-orang Yoruba di Nigeria Barat Daya, tingkat 49 hingga 53 pasang kembar per 1.000 kelahiran telah dilaporkan.

 

3. Ras

Sebuah korelasi antara ras dan kejadian kembar juga telah tercatat. Kembar paling umum di antara orang kulit hitam, yang memiliki kemungkinan tertinggi memiliki anak kembar dari ras apa pun.

Sementara terjadinya anak kembar paling rendah di antara orang Asia dan penduduk asli Amerika, sementara orang Kaukasia, terutama mereka yang berusia di atas 35 tahun, cenderung memiliki urutan kelahiran yang lebih tinggi yang mencakup kembar tiga dan kelipatan tingkat tinggi.

 

4. Usia

Semakin tua orang hamil, semakin besar kemungkinan mereka memiliki anak kembar.

"Risiko anak kembar sebenarnya meningkat ketika seorang wanita bertambah tua, terutama di atas usia 30 atau 35 tahun," kata Direktur Medis di Johns Hopkins Fertility Center Mindy Christianson. "Ini karena hormon tertentu dapat meningkat, yang meningkatkan risiko pelepasan lebih dari satu sel telur,” sambungnya.

 

5. Komposisi tubuh

Orang yang lebih tinggi atau memiliki berat badan lebih berat juga cenderung memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk hamil anak kembar. Menurut Christinanson, hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan hormonal yang berkaitan dengan komposisi tubuh.

Misalnya, memiliki tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen yang bersirkulasi, yang dapat meningkatkan kemungkinan pelepasan lebih dari satu sel telur selama ovulasi sehingga meningkatkan kemungkinan hamil anak kembar

 

4 dari 4 halaman

Peningkatan Kemungkinan Kembar Dengan Perawatan Medis

Di sisi lain, kemungkinan hamil kembar juga bisa ditingkatkan dari perawatan medis. Perawatan kesuburan dapat berperan besar dalam meningkatkan kemungkinan memiliki anak kembar. Secara khusus, teknologi reproduksi berbantuan seperti in vitro fertilization (IVF) dan obat perangsang ovulasi dapat membuat seseorang lebih mungkin untuk mengandung anak kembar.

“Apa pun yang meningkatkan kesuburan, yang membuat mereka berovulasi, dapat menyebabkan seorang wanita berovulasi lebih dari satu sel telur, yang meningkatkan risiko anak kembar,” jelas Cackovic. Secara khusus, ia menunjuk obat Clomid — yang digunakan OB-GYN dapat membantu orang hamil dengan membantu ovulasi — sebagai perawatan medis yang dapat menyebabkan kembar.

Sementara IVF secara historis menjadi penyebab tingkat kembar yang lebih tinggi, kejadiannya menurun karena para profesional medis menjauh dari mentransfer lebih dari satu embrio, kecuali dalam keadaan tertentu.

Dengan kehamilan ganda, termasuk kembar dan mereka dengan urutan yang lebih tinggi, ada "risiko yang signifikan”. Risiko utama adalah kelahiran premature karena sekitar 60 persen bayi kembar lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, menurut Christianson.

Di samping itu, bayi kembar juga sekitar lima kali lebih mungkin dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU) dan empat kali lebih mungkin menderita cerebral palsy dibandingkan bayi tunggal, menurut CDC.

Risiko bagi orang hamil juga lebih besar, dengan kemungkinan komplikasi yang lebih tinggi seperti tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional .

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati