Sukses

Bank DBS Indonesia Mendukung Bisnis CPIN dalam Pemberian Fasilitas Kredit Sindikasi Bergulir

Bank DBS Indonesia menjadi salah satu co-coordinator dan satu dari 22 bank lender yang memfasilitasi pinjaman senilai US$ 200 Juta dan IDR 6 Triliun untuk mendukung pengembangan dan operasional bisnis PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Liputan6.com, Jakarta PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) telah menandatangani fasilitas kredit sindikasi bergulir (syndicated revolving credit facilities) senilai US$ 200 juta dan IDR 6 triliun yang difasilitasi oleh 22 bank di mana PT Bank DBS Indonesia berperan sebagai salah satu co-coordinator dan lender untuk transaksi ini. Transaksi serupa dijalankan secara reguler oleh CPIN dan kerja sama ini merupakan transaksi kedelapan CPIN guna mendukung kebutuhan umum perusahaan. Dalam perjalanannya, Bank DBS Indonesia menjalin relasi yang baik dengan CPIN dan sudah berpartisipasi sejak transaksi sindikasi pertama pada tahun 2007.

Beroperasi secara komersial sejak tahun 1972, CPIN bergerak dalam bidang pakan ayam, pengembangbiakan dan budidaya ayam pedaging beserta pengolahannya, dan produksi makanan olahan. Selain itu, CPIN juga melakukan pelestarian ayam termasuk unit cold storage, penjualan pakan unggas, ayam, dan bahan dari sumber hewani di Indonesia. Kerja sama antara CPIN dan Bank DBS Indonesia ini dilakukan untuk menumbuhkan serta mengukuhkan posisi CPIN sebagai pelaku usaha unggas yang paling terintegrasi secara vertikal (vertically-integrated poultry player) di Indonesia.

Corporate Banking Head, PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, “Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank), Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat, termasuk dalam pemberian pinjaman sindikasi kepada CPIN. Peran Bank DBS Indonesia sebagai co-coordinator dalam pemberian pinjaman kepada CPIN kali ini mendorong kami untuk melakukan kolaborasi strategis serupa di berbagai industri guna memberikan dampak positif bagi industri, masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia.”

Video Terkini