Sukses

Kurangi Pemakaian Kertas hingga 59 Persen, Danone Diganjar Penghargaan

Operasional produksi tanpa kertas akan berkontribusi langsung dalam pemanfaatan air yang lebih efisien dan pengurangan jejak karbon secara signifikan.

Liputan6.com, Jakarta Kertas menyumbang sekitar 26 persen dari total sampah di tempat pembuangan akhir dan dari tahun 2010 hingga 2060 diperkirakan konsumsi kertas akan naik dua kali lipat yang dapat berdampak pada perubahan iklim.

Di sisi lain, konsumsi air dalam memproduksi kertas khususnya untuk skala industri sangatlah besar. Karena faktanya, dalam memproduksi satu lembar kertas dibutuhkan 10 liter air.

Untuk itu, operasional produksi tanpa kertas akan berkontribusi langsung dalam pemanfaatan air yang lebih efisien dan pengurangan jejak karbon secara signifikan.

Hal ini juga disadari oleh Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia yang telah berupaya untuk menjalankan operasional produksi tanpa kertas.

Inisiatif ini membawa Pabrik Danone SN Indonesia di Prambanan meraih pencapaian ‘Paperless Award’ yang dilakukan oleh Tolson Consulting, sebuah perusahaan konsultan manajemen khusus dalam manajemen perubahan.

Penghargaan ini diberikan bagi perusahaan dalam upayanya menuju operasional tanpa kertas melalui solusi digital dalam bisnisnya.

Joko Yulianto selaku Kepala Pabrik Danone SN Prambanan menjelaskan, “Kami berkomitmen untuk menjalankan bisnis kami dengan memperhatikan faktor lingkungan dan sosial melalui usaha transformasi digital yang kami lakukan," kata dia,

Ini merupakan sebuah langkah maju dalam komitmen Danone untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan, baik dalam konteks proses operasional yang efektif dan efisien ataupun kepedulian terhadap lingkungan yang sejalan dengan visi kami yakni One Planet One Health.

Dalam aspek keberlanjutan, inisiatif ini juga sejalan dengan komitmen mencapai positive water impact dimana kami berkomitmen mengembalikan air lebih banyak dari pada yang kami gunakan di tahun 2030, dan menjadi perusahaan yang netral karbon pada tahun 2050.

Dalam penghargaan ini, Danone SN Indonesia berhasil meraih predikat ‘Digital Tree’ dengan keberhasilannya dalam menjalankan operasional produksi tanpa kertas sekaligus menerapkan sistem pemantauan yang terorganisir di 4 lini produksi/departemen Pabrik Prambanan, yang merupakan 24% dari total area produksi.

Menuju penerapan operasional produksi tanpa kertas yang menyeluruh, Danone SN Indonesia juga berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dengan mengurangi penggunaan kertas sebesar 59,5% dari total produksi, menghemat 740.000 liter air dan 398 kg CO2 per tahun.

 

Dalam konteks peningkatan kinerja, inisiatif ini juga berhasil mengurangi 1308 jam kerja manual. Aksi ini pun diharapkan dapat mendukung pencapaian SDGs Nomor 12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab Proses audit sertifikasi ini dilakukan dalam beberapa tahapan.

Ini dimulai dari pengenalan operasional produksi maupun paper-based mapping, kunjungan secara langsung atas implementasi penerapan proses produksi tanpa kertas, hingga tahapan evaluasi dan memberikan masukan dari auditor untuk penerapan proses produksi tanpa kertas.

Penggunaan kertas dalam konteks operasional produksi tersebut meliputi penggunaan kertas untuk instruksi kerja / Standar Operasional Prosedur (SOP), segala dokumen yang digunakan untuk menangkap data, digunakan untuk menulis maupun dokumen kerja.

Audit ini juga dijalankan oleh Danone secara global dengan tujuan untuk melihat progress transformasi digital dari setiap negara tempat Danone beroperasi. 

Secara keseluruhan, Danone SN Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga setelah Irlandia dan Polandia atas keberhasilannya menerapkan proses operasional produksi tanpa kertas yang menandakan proses transformasi digital yang berjalan dengan baik.

"Tentunya kami berharap untuk dapat terus meningkatkan langkah kami melalui berbagai inisiatif yang terukur khususnya solusi berbasis digital lainnya. Sehingga dengan peningkatan kapasitas atau kekuatan secara internal, dapat berdampak pada performa bisnis kami untuk membawa kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang lebih luas.” tutup Joko.