Liputan6.com, Jakarta Tahun ini tema yang diangkat adalah “Indonesia Bergerak: Tulang Kuat, Jantung Sehat” dan digelar serentak hingga November di 5 kota (Jakarta, Sukabumi, Banten, Sidoarjo, dan Palembang), 12 provinsi, dan 47 kabupaten. Tujuan gerakan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya sinergi kesehatan antara otot, tulang, dan jantung. Lebih jauh, Entrasol mengajak ribuan peserta melakukan gerakan 30 Minutes Everyday serta pemeriksaan kepadatan tulang dan massa otot secara cuma-cuma guna mendeteksi dini risiko osteoporosis. Aktivitas ini juga berhasil memecahkan rekor MURI sebagai “Pemeriksaan Kepadatan Tulang dan Massa Otot Kepada Warga Indonesia Terbanyak”.
Ditemui di puncak HON 2022 Christofer Samuel Lesmana, Group Business Unit Head Adult Nutrition KALBE Nutritionals berharap lewat peringatan HON kesadaran masyarakat terhadap risiko osteoporosis di Indonesia meningkat. “Pencegahan dan edukasi merupakan dua hal yang penting dilakukan berbagai kalangan, terutama Entrasol yang hari ini berkolaborasi dengan Perwatusi memperingati HON dengan menggelar kampanye kreatif yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan osteoporosis. Dengan tujuan untuk bersama-sama menyehatkan bangsa, kami berharap kegiatan ini menginspirasi dan menggerakan masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatannya. Sehingga di masa depan kita bisa mengharapkan Indonesia yang sehat, aktif, dan produktif melalui aktivitas fisik dan nutrisi tepat setiap hari bersama Entrasol guna mencegah terjadinya osteoporosis sejak dini,” ungkap Christofer.
Prof. DR. dr. Ichramsjah A. Rachman, Sp.OG (K) selaku Ketua Dewan Pengawas Perwatusi mengatakan bahwa pengeroposan tulang terjadi pelan sekali selama bertahun-tahun. Selama proses itu, tidak timbul keluhan dan kelainan bentuk, tetapi tulang itu tiba-tiba saja retak atau patah. "Jika memang selamat dari patah, pada saat usia lanjut, jadi sering merasa ngilu di seluruh tulangnya. Begitu diperiksa, baru diketahui bahwa tulangnya keropos. Osteoporosis bisa menyebabkan dampak yang serius, karena berpotensi memberikan beban signifikan pada kualitas hidup yang membuat aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, berbelanja, atau mengemudi menjadi sulit," papar Prof. Ichramsjah.
Seiring bertambahnya usia, penurunan kepadatan massa tulang pasti terjadi. Prof. Ichramsiah juga mengatakan bahwa puncak kepadatan massa tulang berada di usia 20-an. Adapun setelah memasuki usia 30-an ke atas, kepadatan massa tulang akan menurun. Oleh karena itu, upaya pencegahan sebaiknya sudah dimulai ketika memasuki usia 30-an.
Anita A. Hutagalung, Ketua Umum Perwatusi menjelaskan momentum HON penting agar masyarakat Indonesia selalu bergerak untuk menjaga kepadatan tulang. “Di Indonesia, kurangnya pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik, nutrisi, dan pola makan dengan gizi seimbang diyakini sebagai penyebab meningkatnya jumlah pasien osteoporosis. Bahkan, menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, 2 dari 5 penduduk Indonesia diperkirakan berisiko osteoporosis. Oleh karenanya Perwatusi bersama-sama dengan Entrasol berkomitmen untuk mengurangi angka kejadian osteoporosis dan berinisiatif melakukan kegiatan ini agar setiap masyarakat Indonesia menyadari risiko osteoporosis sehingga tahu bagaimana dapat mencegahnya,” ungkap Anita.
Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan rutin beraktivitas fisik. dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO, dokter spesialis kedokteran olahraga, mengatakan bahwa aktivitas fisik perlu dilakukan minimal 30 menit setiap harinya. “Saat berolahraga, kita membangun otot dan daya tahan, sekaligus membangun dan mempertahankan jumlah dan ketebalan tulang atau kepadatan massa tulang. Bukan hanya itu, kesehatan jantung pun juga bisa dijaga dengan rutin melakukan aktivitas fisik ini. Jenis latihan yang tepat untuk mencegah risiko osteoporosis adalah yang bersifat menahan beban (Weight-bearing), ketahanan (resistance), dan fleksibilitas. Dengan aktivitas fisik 30 Minutes Everyday tentunya akan membangun tulang yang sehat dan akan berpengaruh kepada otot dan kesehatan jantung yang baik, dan tentunya diperlukan nutrisi setiap hari untuk mendukung aktivitas fisik tersebut,” ujar dr. Andi.
Selain melakukan aktivitas fisik, dr. Putri Sakti, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, dokter spesialis gizi klinik dan ahli ilmu faal olahraga klinis juga mengatakan bahwa pola hidup sehat dengan nutrisi yang seimbang juga perlu dilakukan. “Tingkat keparahan pengeroposan tulang bisa dihambat dengan meningkatkan asupan makanan bergizi, khususnya yang mengandung kalsium dan vitamin D. Kedua nutrisi ini penting untuk membantu pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang. Selain itu, untuk membantu kesehatan tulang yang baik tentunya diperlukan kekuatan otot dan kesehatan jantung yang baik, dimana tulang otot dan jantung adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Maka diperlukan nutrisi setiap hari untuk menjaga hal tersebut seperti nutrisi tinggi kalsium dan vitamin D, serta yang mengandung ekstrak buah zaitun untuk mencegah osteoporosis sekaligus menjaga kesehatan jantung dan menangkal radikal bebas. Hentikan juga rokok dan alkohol karena keduanya bisa merusak sel-sel tulang,” papar dr. Putri.