Liputan6.com, Jakarta Rasa cemburu bisa terjadi pada siapa saja. Cemburu mengacu pada perasaan tidak aman. Hal ini bisa terjadi dalam banyak kasus, seperti kecemburuan antar anggota keluarga, kecemburuan pada pasangan atau teman bahkan kecemburuan terhadap stranger yang terlihat ‘lebih’ segalanya daripada anda.
Sebenarnya cemburu hanya dapat menghasilkan energi negatif dan timbulnya insecurity dalam diri. Namun dengan penanganan yang tepat soal kecemburuan yang sedang anda alami maka emosi tersebut bisa beralih menjadi tindakan positif, berikut caranya.
Baca Juga
Berikut tipsnya melansir laman CNBC, Sabtu (19/11/2022).
Advertisement
1. Pastikan kecemburuan tidak menjadikan Anda jahat
Menurut Psikolog, ada dua jenis kecemburuan. Pertama, kecemburuan yang “jinak” dan kedua, kecemburuan yang “jahat”.
Ia membedakan makna dari kedua jenis tersebut. Kecemburuan yang “jinak” bisa menjadi sehat karena dari rasa cemburu itu menimbulkan motivasi untuk menjadi lebih baik dan berusaha lebih keras lagi agar suatu saat bisa sama suksesnya dengan orang tersebut.
Sedangkan kecemburuan yang “jahat” tentunya bisa berakibat fatal karena kita bisa mencoba menghalalkan segala cara agar rasa iri kita yang menang, contohnya menyumpahkan orang yang kita cemburui menderita.
Dalam hal ini, ada cara untuk mengalihkan pemikiran kecemburuan “jahat” anda menjadi cemburu yang “jinak” yaitu dengan menggunakan ungkapan seperti “Setiap orang punya timingnya masing-masing. Saya berterima kasih pada diri sendiri karena sudah berjalan sejauh ini”.
2. Cemburu
Cemburu biasanya berakibat compare antara diri sendiri dengan orang lain. Anda cenderung mengalami kekaguman pada orang lain, sedangkan merasa kurang terhadap diri sendiri. Anda mungkin bisa melihat orang lain itu hebat karena melakukan sesuatu yang anda ingin lakukan.
Dalam hal ini kesadaran diri itu penting karena itu bisa membuat perasaan iri anda berubah menjadi sesuatu yang berguna. Ada baiknya anda merefleksikan juga ke diri anda, seperti ini:
- Apa yang membuatku insecure terhadap yang mereka miliki?
- Apa saya benar-benar menginginkan apa yang mereka miliki?
- Apa yang bisa saya lakukan untuk diri sendiri ketika hal ini terjadi?
Cara Lain
3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain!
Lebih baik membandingkan dengan diri di masa lalu. Anda mungkin tidak selalu berada dalam zona nyaman. Bisa saja saat ini sedang berada di zona yang anda tidak inginkan. Namun yang harus anda sadari adalah anda tidak lagi berada di zona dulu.
Ketika anda sedang tidak merasa puas maka anda bisa coba merefleksikan tentang banyak harapan yang berusaha digapai tetapi akhirnya saat ini anda bisa mencapainya, contohnya skill atau self improvement.
Anda harus berbangga diri dengan hal itu. Jadikan apa yang ada di masa lalu menjadi acuan untuk terus berkembang di masa kini.
4. Jangan Melihatnya Hanya Dengan Sebelah Mata
Ketika di sosial media, banyak orang yang terlihat bahagia dan sukses, tetapi kita tidak pernah tahu usaha apa yang sudah mereka lakukan sampai bisa seperti ini atau bisa saja itu hanya sebagian kecil yang ingin mereka tampilkan di sosial media.
Pada umumnya, orang lebih suka membagikan kebahagiaan dan pencapaiannya saja sehingga menimbulkan rasa kagum bagi orang yang tidak mengetahui prosesnya.
Supaya hal seperti itu tidak terjadi dan menimbulkan kecemburuan dalam diri, anda bisa coba bertanya pada diri sendiri:
- Bagaimana saya tahu bahwa mereka mendapatkannya semudah itu?
- Apa mereka benar-benar bahagia?
- Mengapa saya harus merasa iri hati pada mereka?
Oleh karena itu, di media sosial sewajarnya saja. Jangan berekspektasi berlebihan. Ketika kita “fake” maka akan muncul rasa bersalah dalam diri sehingga jangan lakukan hal ini.
Namun tidak apa-apa untuk sesekali melakukan life updates tapi harus bijak dalam memfilter apa yang ingin diposting dan caption seperti apa yang ingin digunakan.
Penulis: Nita Suci Lydiarti
Advertisement