Sukses

Pengembang Ini Gandeng Standard Chartered Bank Sediakan Solusi Keuangan Pembeli Properti

Pengembang properti PT Makna Alam Sejahtera (MAS), sebagai pengembang Auraya Suites dengan bangga mengumumkan kerjasama dengan Standard Chartered Bank

Liputan6.com, Jakarta Pengembang properti PT Makna Alam Sejahtera (MAS), sebagai pengembang Auraya Suites dengan bangga mengumumkan kerjasama dengan Standard Chartered Bank untuk menyediakan solusi cash management untuk mengelola dana pembeli.

Perwakilan Auraya Suites dan Standard Chartered Bank menandatangani perjanjian kerja sama di Marketing Gallery Auraya Suites.

PT Makna Alam Sejahtera adalah Joint Venture antara 3 Pengembang Properti, yaitu Sino Ocean Land, Kencana Prima Property Group dan Alas Kusuma Land.

Sino Ocean Land adalah Pengembang Properti yang tercatat di bursa efek Hong Kong dengan rekam jejak yang kuat selama lebih dari 40 tahun dan pendapatan tahunan sebesar 160 triliun Rupiah.

Dengan proyek di Hong Kong, China, Singapura, Amerika Serikat, dan lainnya. Sino Ocean Land telah mendapatkan banyak penghargaan properti internasional seperti, Pengembangan Perumahan Terbaik di Asia dan Hong Kong.

“Sebagai pengembang internasional yang berkomitmen untuk Auraya Suites, kami berhati-hati dalam melindungi dan memberikan ketenangan pikiran kepada pembeli kami tentang penggunaan dana mereka,” kata Sidharta Putrama, Deputy GM Sales dalam keterangannya, Rabu (8/3/2023).

“Kami sadar bahwa dana yang dipercayakan kepada kami oleh pembeli Auraya Suites adalah tanggung jawab pengembang, sehingga kami dapat memberikan produk terbaik, dan direalisasikan dengan kualitas produk terbaik Auraya Suites,” terangnya.

Auraya Suites adalah proyek apartemen berkualitas dan berlokasi premium yang terletak di segitiga emas Alam Sutera di sekitar Living World Mall Alam Sutera, Rumah Sakit EMC, Sekolah St. Laurensia, Universitas Binus, Hotel Mercure dan Hotel Tentrem yang akan datang.

Dirancang oleh arsitek ternama Broadway Malyan yang juga mendesain Apartemen 57 Promenade, dan desainer interior terkenal dunia PAL Design dari Hong Kong. Auraya Suites menawarkan kehidupan yang nyaman dengan lebih dari 45 fasilitas dan lebih dari 4.000m2 ruang ritel dan F&B yang dipilih dengan cermat.

2 dari 3 halaman

Lewati Resesi dan Pandemi, Industri Properti Diramal Kinclong di 2023

Resiliensi dari perekonomian Indonesia yang luar biasa, dimana setelah masuk jurang resesi di tahun 2020 sebagai dampak pandemi, ekonomi Indonesia bounce back positif sejak kuartal II tahun 2021 dan terus bertumbuh positif sampai dengan saat ini.

Presidensi Indonesia di event G20 adalah bukti dari kepercayaan para anggotanya akan resiliensi ekonomi Indonesia dan event bergengsi tersebut telah diselenggarakan dengan sangat sukses dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

Prospek di sektor properti tahun 2023 diprediksi masih bergerak positif sejalan dengan proyeksi pemerintah dan IMF bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 dapat bertumbuh di kisaran angka 5 persen.

Meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah mengalami kenaikan sebesar 225 basis point selama 7 bulan terakhir, namun sektor properti tetap menjadi primadona karena didukung akan tingginya kebutuhan akan properti baik untuk hunian maupun keperluan komersial.

"Pandemi COVID-19 ini adalah tantangan terbesar ke-3 yang kita hadapi bersama setelah Krisis Moneter 1998 dan Global Financial Crisis 2008. Tapi yang luar biasa, di masa pandemi itu, bisnis kita justru berhasil menjual jenis properti yang mungkin beberapa diantara kita berpikir impossible untuk dilakukan," tutur Country Director of Ray White Indonesia Johann Boyke Nurtanio dikutip Sabtu (4/3/2023).

 

3 dari 3 halaman

Inflasi

Selain itu dengan tingginya inflasi dunia dan Indonesia di tahun lalu, masyarakat semakin sadar akan manfaat investasi di sektor properti yang dapat berfungsi juga sebagai hedging / perlindungan terhadap kenaikan inflasi tinggi. 

Namun demikian, kondisi pasar properti tahun 2023 terutama di primary market masih sangat bergantung pada stimulus pemerintah untuk meningkatkan demand dan juga mendukung perusahaan properti dalam memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Pemulihan ekonomi Indonesia yang resilient dan daya beli konsumen yang mulai kembali menguat pasca pandemi dinilai akan menjadi sejumlah katalis yang mendorong stabilnya demand di industri properti.

Hal itulah yang menyebabkan diterapkannya kebijakan pemerintah untuk mendukung pemulihan sektor ini, seperti kebijakan relaksasi rasio loan to value (LTV) untuk kredit properti dari per-Bank-an menjadi maksimal 100 persen (tanpa DP).