Liputan6.com, Jakarta Masyarakat di kaki Gunung Salak memang telah lama hidup bersama dengan kekayaan alam sehingga menjadikan daerah mereka banyak dikenal sebagai lokasi wisata.
Namun di balik potensi wisata ini, masyarakatnya juga memiliki potensi untuk menggerakkan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca Juga
Sebagai contoh, Desa Tegalwaru yang penduduknya telah turun-temurun mengembangkan sentra kerajinan dengan hasil produk berupa tas, dompet, sabuk, dan lain sebagainya.
Advertisement
Salah satu Perusahaan Souvenir yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat bernama SOUVIA tidak hanya sebatas menyadari adanya potensi ini, tapi juga percaya bahwa potensi ini bisa diiringi dengan inovasi dan strategi pemasaran yang baik sehingga bisa membuka peluang jangkauan pasar yang lebih luas.
Ahsan Abduh Andi Sihotang selaku Founder SOUVIA mengatakan jika masyarakat di beberapa desa di wilayah Kabupaten Bogor telah mampu menghasilkan kerajinan berkualitas. Mereka secara turun-temurun, nyatanya bisa membuat aktivitas produksi kerajinan terus eksis di tengah perkembangan zaman yang pesat.
“Soal kualitas hasil produksi, SOUVIA tidak ragu. Sejak 2013, kami telah mempercayakan produksi berbagai souvenir dan seminar kit kepada 120 orang pelaku UMKM di beberapa desa di wilayah Kabupaten Bogor, seperti Desa Tegalwaru dan Desa Bojong Rangkas. Lalu untuk memperkaya kemampuan vendor & pelaku UMKM, Souvia menyokong berbagai peralatan produksi dengan standar internasional dan secara bertahap terus melakukan pelatihan bagi para pelaku UMKM," jelas Ahsan.
Ahsan menjelaskan bahwa SOUVIA juga tidak hanya fokus untuk mengembangkan produk souvenir dan seminar kit yang kreatif dan berkualitas, tapi juga secara aktif membangun promosi dan kerjasama guna menjangkau pasar yang lebih luas.
Sejauh ini, Souvia telah memasarkan hasil produksi tangan-tangan kreatif pelaku UMKM lokal ke pasar Nasional yang mencakup perusahaan nasional dan instansi pemerintah, serta bahkan telah membawanya ke Forum Internasional yakni G20 pada 2022 lalu.
“Baik Instansi Pemerintah maupun Perusahaan mempercayakan SOUVIA untuk melakukan campaign kearifan lokal budaya melalui karya sebuah produk berupa gift set, goodie bag, pouch, kain tenun adonara, greeting card, agenda, e-money, name tag yang semuanya berciri khas batik Indonesia & label kegiatan G20.” Lanjut Ahsan.
Masuk Pasar Dunia
Andi, salah satu pelaku UMKM mitra SOUVIA, yang mendengar kabar bahwa produk-produk Souvia telah sampai di pasar nasional dan bahkan telah diperkenalkan di forum Internasional, turut menyampaikan rasa senang dan terima kasihnya.
“Kami, para pengrajin di kaki Gunung Salak ini, sangat senang dan terbantu dengan adanya kerjasama bersama SOUVIA. Beberapa warga yang gak bisa jauh dari rumah tetap dapat pekerjaan yang layak dan jadi semakin produktif.” Ungkap Andi.
Selain produk dari hasil kerjasama SOUVIA dan para pelaku UMKM sentra kerajinan di Desa Tegalwaru dan Desa Bojong Rangkas, SOUVIA tidak pernah mati akan inovasi dalam sebuah produk dengan mengkombinasikan produk daerah dari hasil jemari masyarakat akar rumput.
Advertisement
UMKM Lokal
Lutfi Ilham Pradipta selaku Chief Marketing Officer Souvia menjelaskan bahwa saat ini Souvia juga tengah bekerjasama dengan Bumi Adonara di Nusa Tenggara Timur memberdayakan UMKM lokal.
“Bertemakan ‘Bringing Togetherness Through Sharing’, SOUVIA dan Bumi Adonara berusaha memberdayakan UMKM lokal dengan tujuan meningkatkan taraf ekonomi mereka sekaligus melestarikan kebudayaan. Lewat kolaborasi ini, tercipta produk tas pouch dan sajadah dengan aksen tenun Adonara NTT berkesan etnik khas Indonesia.” Tutur Lutfi.
Lutfi menyatakan bahwa SOUVIA berkomitmen untuk terus membantu dan memberdayakan para pelaku UMKM melalui berbagai program pelatihan serta penambahan fasilitas produksi.
“Kami berharap, baik para pelaku UMKM di kaki Gunung Salak, maupun ‘Mama-Mama Adonara’ di Nusa Tenggara Timur, bisa terus bertumbuh bersama Souvia. Menciptakan produk yang memberikan value kepada para pelanggan.” Pungkas Lutfi.