Liputan6.com, Jakarta Perdebatan tentang manfaat dan kerugian kedelai telah berlangsung selama beberapa dekade. Hal itu pun membuat banyak orang bingung tentang apa yang dikatakan sains dan harus dilakukan. Ada banyak kesalahpahaman tentang cara kedelai berinteraksi dengan tubuh manusia.
Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa kedelai tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Faktanya, ini adalah sumber nutrisi kuat yang bermanfaat bagi kesehatan dan umur panjang.
Namun, ada pengecualian. Misalnya, seseorang yang punya alergi kedelai dapat mengalami reaksi negatif, seperti gatal-gatal, gatal, pusing, atau masalah pencernaan. Untungnya, ada banyak alternatif untuk orang yang tidak bisa atau memilih untuk tidak makan kedelai.
Advertisement
Apakah Kedelai Mengandung Estrogen Sehingga Buruk Bagi Pria?
Kedelai mengandung senyawa mirip estrogen yang disebut isoflavon. Beberapa orang khawatir bahwa fitoestrogen ini (senyawa dalam tumbuhan yang meniru estrogen dalam tubuh) dapat menurunkan kadar testosteron pada pria dan anak laki-laki, membuat mereka lebih feminin atau memengaruhi jumlah atau kualitas sperma mereka, tetapi hubungan ini hanyalah mitos.
Menurut meta-analisis 2020 dari 41 studi di Toksikologi Reproduksi , protein kedelai dan isoflavon tidak memiliki efek signifikan pada hormon reproduksi pria.
Bisakah Kedelai Menyebabkan Kanker?
Bagi wanita, kekhawatiran tentang fitoestrogen sering berpusat pada risiko kanker. Secara khusus, seseorang khawatir bahwa makan kedelai dapat meningkatkan peluang terkena kanker payudara.
Bukti menunjukkan bahwa makan kedelai tidak meningkatkan risiko kanker. Faktanya, tinjauan sistematis 2022 dari studi yang relevan menemukan bahwa konsumsi kedelai dalam jumlah sedang dapat membantu melindungi dari kanker payudara pada wanita pra dan pasca menopause.
Menurut ahli diet terdaftar Mayo Clinic Katherine Zeratsky, mitos bahwa kedelai menyebabkan kanker payudara dimulai karena kadar estrogen yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, tetapi kedelai tidak mengandung isoflavon yang cukup untuk membuat wanita berisiko.
Namun, dia memperingatkan bahwa suplemen isoflavon pekat mengandung kadar senyawa estrogen yang jauh lebih tinggi daripada makanan berbahan dasar kedelai dan dapat meningkatkan risiko wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara atau penyakit tiroid. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang efek potensial dari suplemen ini.
Â
Manfaat Kedelai
Protein
Manusia harus mengonsumsi sembilan asam amino esensial untuk membangun otot, mendukung fungsi kekebalan tubuh dan pencernaan, serta menjaga banyak fungsi penting lainnya. Dalam hal ini, kedelai mengandung kesembilan asam amino esensial sehingga menjadikannya sumber protein nabati yang lengkap.
Vitamin dan mineral
Susu kedelai dan produk berbasis kedelai lainnya seperti tahu secara alami kaya akan vitamin B, potasium, dan magnesium. Susu kedelai sering diperkaya dengan vitamin dan mineral penting lainnya, termasuk kalsium, vitamin D, B12, dan zat besi, yang semuanya penting untuk pola makan yang sehat.
Menurunkan Risiko Penyakit jantung
Kedelai adalah sumber lemak tak jenuh yang dapat diandalkan sehingga dapat membantu menyeimbangkan kadar kolesterol dan menurunkan risiko penyakit jantung seseorang. Kumpulan penelitian yang melacak lebih dari 74.000 orang selama hampir 30 tahun menemukan asupan kedelai dan isoflavon yang lebih tinggi — terutama ketika dikonsumsi dalam bentuk tahu — dikaitkan dengan risiko penyakit arteri koroner yang lebih rendah.
Mengurangi Risiko Kanker
Mengonsumsi produk kedelai, seperti susu kedelai, tahu, dan edamame dapat membantu mengurangi risiko kanker tertentu, termasuk kanker payudara, prostat, dan lambung, menurut para ahli di Dana-Farber Cancer Institute. Selain itu, sebuah studi di The American Journal of Clinical Nutrition yang diikuti lebih dari 9.500 penderita kanker payudara selama tujuh tahun menemukan asupan kedelai dikaitkan dengan pengurangan 25 persen dalam kekambuhan tumor.
Kesehatan Tulang
Terakhir, tinjauan tahun 2022 terhadap 18 studi acak dan terkontrol dalam Journal of Clinical Medicine menyimpulkan bahwa isoflavon kedelai efektif dalam memperlambat pengeroposan tulang pada wanita pascamenopause sehingga mengurangi risiko osteoporosis.
Â
Â
Advertisement