Liputan6.com, Jakarta Meski di dunia ini manusia hadir dengan beragam kepribadian, salah satu yang sulit dihindari adalah narsistik. Umumnya mereka adalah orang-orang yang sebenarnya paling tidak percaya diri, tetapi bersusah payah membentuk cara untuk tampil sangat percaya diri.
Sebagai seorang psikolog yang telah mempelajari hal tersebut, Dr. Ramani Durvasula telah menemukan bahwa dalam banyak kasus, orang yang sangat narsis adalah ahli gaslighting atau dapat dikatakan sebagai sikap manipulatif, dikutip dari CNBC Make It. Tujuan utama mereka dalam suatu hubungan adalah untuk mengimbangi ketidakamanan mereka dengan mengendalikan dan memanipulasi orang lain.
Baca Juga
Mengutip dari CNBC Make It, profesor jurusan Psikologi di California State University itu juga membagikan 6 frasa yang selalu mereka gunakan beserta cara menghadapinya.
Advertisement
“Sebenarnya saya tidak ingin membuat ini jadi tentang saya, tetapi …”
Pernyataan seperti ini menunjukkan bahwa orang narsistik tahu mereka tidak boleh mendominasi percakapan, namun mereka tetap melakukannya. Ibaratnya, ucapan ini hanya membuka jalan untuk fokus pada diri mereka sendiri atau cerita yang dilantunkannya.
Cara mengatasinya: Mulai bersiaplah dengan jam bercerita mereka. Jika menarik, dengarkan. Anda bahkan dapat memperlakukannya seperti podcast. Namun, jika Anda mengharapkan percakapan dua arah, pergi dan carilah tempat lain.
“Maaf kalau Anda merasa seperti itu”
Ini adalah upaya klasik mereka untuk meminta maaf meski pada akhirnya ini hanyalah mebelokkan keadaan karena mereka enggan mengakui kesalahan Mereka pun cenderung melakukan kesalahan yang sama lagi. Dengan frasa ini, mereka menyiratkan bahwa perasaan Anda adalah masalah Anda sendiri, dan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas perilakunya.
Cara menanganinya: Melepaskan diri. Untuk menghindari terluka di masa depan, seringkali yang terbaik adalah melihat orang apa adanya.
"Mengapa kamu melakukan ini padaku?"
Orang narsistik memiliki kemampuan luar biasa untuk beralih dari pelaku menjadi korban.
Anda mungkin orang yang sedang melalui minggu yang berat di tempat kerja. Namun, jika apa pun yang Anda perjuangkan membuat mereka tidak nyaman, itu akan dianggap sebagai masalah bagi mereka.
Cara mengatasinya: Anda bisa mendapatkan kembali kekuatan melalui kesadaran diri. Jika tidak, Anda mungkin terus bertanya-tanya apakah Anda benar-benar bersalah. Carilah dukungan, bisa dari terapis atau teman yang berempati, misalnya untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda bukanlah pelakunya.
“Saya orang yang sibuk. Saya tidak punya waktu untuk ini.”
Yang mereka maksud bisa apa saja, tidak punya waktu untuk mendiskusikan proyek atau untuk datang ke acara Anda.
Ciri khas seorang narsistik adalah hak, kurangnya empati, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan timbal balik. Lebih dari sekedar tidak dapat memahami kebutuhan orang lain, mereka juga meremehkannya.
Cara mengatasinya: Kenali keterbatasan mereka. Mereka kemungkinan besar tidak akan meluangkan waktu untuk Anda kecuali mereka membutuhkan sesuatu. Hubungan ini seringkali setara dengan pergi ke sumur kosong untuk mendapatkan air, jadi lakukan apa yang Anda bisa untuk mendapatkan dukungan sukarela dari narsisis.
"Saya harap Anda paham dengan siapa Anda bermain-main."
Secara tersirat, mereka mengatakan akan membuat hidup kita sengsara ketika berhadapan dengan mereka.
Ucapan bermakna ancaman yang menggantung dan kemungkinan balas dendam ini adalah cara mereka menciptakan ilusi kekuatan diri dan memunculkan rasa takut Anda. Kebanyakan orang tidak ingin menghadapi ancaman yang dirasakan ini, jadi mereka menurut.
Cara menanganinya: Dokumentasi adalah kuncinya. Simpan semua chat atau pesan. Jika ada masalah keamanan yang nyata, misalnya fisik, bekerjalah dengan otoritas lokal untuk menyusun rencana.
“Ini tidak adil”
Mereka percaya ada seperangkat aturan bagi mereka, yang berbeda dan terpisah dari aturan yang dijalankan orang lain. Bagi mereka, tidak istimewa ketika harus patuh atau menerima konsekuensi dari peraturan yang dijalankan orang lain.
Ucapan ini bisa muncul dari sekedar melihat perusahaan teman mereka baik-baik saja hingga menghasilkan uang banyak atau ketika mereka harus membayar akibat dari kesalahan mereka, Anda tinggal menunggu kata-kata keluar dari mulut mereka, “Ini tidak adil”.
Cara menanganinya: Anda mungkin tergoda untuk menenangkan mereka, mungkin karena rasa bersalah atau untuk menghindari konflik. Jangan menjadi orang yang hendak mencoba mewujudkan hidup “adil” bagi mereka sampai melakukan pengorbanan pribadi yang tidak masuk akal.
Advertisement