Liputan6.com, Jakarta Indonesia Financial Group (IFG), BUMN Holding Asuransi, Penjaminan, dan Investasi, mengajak para pakar, akademisi, praktisi, pemerhati, dan masyarakat umum untuk turut berkontribusi dalam memperkecil gap antara literasi dan inklusi keuangan, terutama di sektor industri asuransi dan dana pensiun.
Gap tersebut menjadi tantangan terbesar dalam mendorong penetrasi produk dan layanan asuransi dan dana pensiun yang seyogyanya dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan nasional, mengingat bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.
Ajakan IFG tersebut disambut dengan antusiasme tinggi dengan sebanyak 213 paper yang diterima oleh IFG Progress terkait kajian ilmiah, pendapat, inovasi, yang merupakan pemikiran dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi di sektor asuransi dan dana pensiun.
Advertisement
Sebanyak 66 paper terbaik yang diseleksi dari 213 paper tersebut dipresentasikan kepada publik melalui 12 sesi breakout room. Dengan tema utama “Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mengeksplor ‘Untapped Potentials’ Di Sektor Keuangan,” Konferensi Nasional IFG 2023 ini merupakan rangkaian peringatan tiga tahun pembentukan IFG, yang diselenggarakan oleh IFG Progress, lembaga riset IFG, bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM)-FEB UI.
Hadir dalam seremoni pembukaan Konferensi Nasional tersebut Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono, Plt Asisten Deputi Bidang Asuransi dan Dana Pensiun Kementerian BUMN Anindita Eka Wibisono, Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen IFG Fauzi Ichsan, Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko, Head of IFG Progress Reza Yamora Siregar, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, dan Associate Director untuk Penelitian LPEM FEB UI Jahen Fachrul Rezki, di Jakarta (16/05).
Hexana mengatakan, peningkatan kontribusi industri asuransi dan dana pensiun terhadap pertumbuhan ekonomi nasional membutuhkan kolaborasi banyak pihak, mengingat sejumlah tantangan yang dihadapi di sektor asuransi dan dana pensiun. Di satu sisi, kedua sektor tersebut membutuhkan inovasi pemikiran, konsepsi strategis, dan langkah implementatif dalam menerjemahkan dan mempertemukan kemampuan kedua sektor tersebut dengan kebutuhan serta daya serap masyarakat dan dunia usaha.
Di sisi lain, tantangan besarnya adalah masih tingginya gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan dari masyarakat, terutama dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap produk dan layanan asuransi dan dana pensiun, risiko-risiko dan mitigasi yang harus dimiliki, serta tantangan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi dan dana pensiun.
“Konferensi Nasional ini adalah upaya IFG dalam mendorong literacy melalui diseminasi hasil kajian yang berdampak pada penyusunan kebijakan, terutama terkait sektor asuransi dan dana pensiun, yang pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan inklusi masyarakat,” ujar Hexana.
Berdasarkan laporan Statistik Bank Indonesia pada tahun 2023, kontribusi industri asuransi dan dana pensiun terhadap PDB masih sangat terbatas. Kontribusi kedua industri ini hanya pada kisaran 1% dalam enam tahun terakhir. Bahkan pada tahun 2022 menurun menjadi hanya 0.86% yang menjadi proporsi terendah dalam enam tahun terakhir.
“Sebagai bentuk apresiasi, kami menyelenggarakan awarding nights untuk memilih tiga paper terbaik dari kategori umum dan mahasiswa. Kami mengucapkan terima kasih kepada LPEM FEB UI dan para kontributor yang sudah menyumbangkan pemikirannya untuk kemajuan sektor asuransi dan dana pensiun di Indonesia. Melalui kajian-kajian itu, potensi yang ada di industri asuransi dan dana pensiun kini terbuka untuk dioptimalkan,” imbuh Head of IFG Progress, Reza Yamora Siregar