Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Lahir Pancasila, SETARA Institute dan Unilever Indonesia menggelar diskusi yang diikuti kaum milenial dan Gen-Z sebagai upaya mengajak anak muda untuk lebih toleran, bertema “Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila”. Diskusi ini turut mengupas rangkaian komitmen Unilever Indonesia untuk menciptakanmasyarakat yang lebih adil dan inklusif, termasuk berbagai inisiatif yang melibatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan.
Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni adalah momen untuk merefleksi betapa nilai-nilai toleransi yang telah tertanam di dalam kelima sila Pancasila adalah titik temu dan pemersatu kemajemukan di Indonesia.
Namun tak dapat dipungkiri, negara kita masih dihadapkan dengan banyak kasus intoleransi dan diskriminasi. Menyikapi kondisi ini, setiap dari kita punya peran dan tanggung jawab untuk berkontribusi merawat toleransi, mulai dari Pemerintah, individu, hingga institusi atau organisasi.
Advertisement
Menurut Laporan Kemitraan Australia-Indonesia (AIPJ), Indonesia mengalami persoalan serius berkaitan dengan kuatnya stigma seputar penyandang disabilitas, pendekatan berbasis karitas dan medis terhadap mereka, serta tidak adanya data yang akurat dan komprehensif tentang penyandang disabilitas di Indonesia. Hal ini menjadi hambatan besar karena menghalangi dilakukannya advokasi berbasis bukti, kajian kebutuhan, formulasi kebijakan, pemantauan kemajuan, dan evaluasi secara tepat.
Dalam catatan SETARA Institute, sepanjang tahun 2022 terdapat 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia – angka ini meningkat dibandingkan dengan temuan tahun lalu Menyikapi kondisi ini, setiap dari kita punya peran dan tanggung jawab untuk berkontribusi merawat toleransi, mulai dari Pemerintah, individu, hingga institusi atau organisasi.
Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia menerangkan, “Menginjak tahun ke-90 beroperasi di tanah air, kami terus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menghormati keragaman di masyarakat Indonesia. Hal ini tertuang dalam komitmen ED&I Unilever Indonesia yang kami terapkan sendiri di lingkungan kerja, dan melalui kampanye dan program Perusahaan ataupun brand-brand kami. Kami ingin turut berkontribusi pada berbagai upaya kolektif untuk mewujudkan budaya yang merangkul individu atau kelompok dengan latar belakang, kemampuan, serta perspektif yang berbeda atau kurang terwakili, agar kita dapat menegakkan Equity, Diversity & Inclusion (keadilan, keberagaman, dan inklusi) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya merawat toleransi.”
Melihat urgensi dan kebutuhan yang ada, (tiga) fokus komitmen ED&I Unilever Indonesia yaitu:
Keadilan Gender: Beberapa tahun belakangan Unilever Indonesia bahkan bukan lagi bicara mengenai kesetaraan atau equality, melainkan keadilan atau equity – memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan support yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan unik dari setiap perempuan dalam menunjukkan potensi dan kiprahnya
Keadilan untuk Penyandang Disabilitas: Menciptakan lingkungan kerja yang ramah disabilitas, dan membuka peluang yang adil bagi penyandang disabilitas untuk membuktikan kemampuan mereka tanpa keraguan
Penghapusan Diskriminasi dan Stigma: Mempromosikan rasa saling percaya, menghormati hak asasi manusia, dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dengan melawan diskriminasi dan stigma