Sukses

Saat Pekerja Migran Korea Selatan Dilatih Bertani Hidroponik

Pekerja Migran di Korea Selatan umumnya memiliki penghasilan yang berkecukupan. Karena itu, kebanyakan dari mereka membeli tanah di Tanah Air sebagai investasi masa depan ketika sudah pulang ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan (Korsel) mendapatkan pelatihan dan pemberdayaan terkait bertani hidroponik modern.

Program ini dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berkolaborasi dengan FarmHill Academy dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan, berbalut kegiatan pengabdian masyarakat berskala internasional.

Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan, perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya melakukan kegiatan pendidikan dan penelitian, tetapi juga pengabdian masyarakat sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh civitas akademika menjadi hal yang penting agar perguruan tinggi dapat memberikan social impact yang lebih terasa kepada masyarakat,” ujar Teguh, Selasa (8/8/2023).

Program internasional tersebut diinisiasi sebagai tindak lanjut kerja sama antara FEB UI dengan KBRI di Korea Selatan (Korsel) pada Februari lalu.

Adapun mitra Farmhill Academy adalah platform edukasi yang bekerja sama dengan praktisi berpengalaman di bidangnya untuk membudidayakan pertanian hidroponik dengan baik dan benar, serta dapat memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat.

Teguh lanjut menjelaskan bahwa PMI di Korea Selatan umumnya memiliki penghasilan yang berkecukupan. Karena itu, kebanyakan dari mereka membeli tanah di Tanah Air sebagai investasi masa depan ketika sudah pulang ke Indonesia.

“Untuk itu kegiatan ini berfokus pada pelatihan dan pemberdayaan PMI dalam bidang pertanian hidroponik. Sehingga diharapkan PMI dapat mengembangkan potensi dalam bertani dengan metode hidroponik yang inovatif. Terlebih Ketika mereka pulang ke Indonesia kelak,” lanjutnya.

Kegiatan ini berlangsung pada 14 hingga 18 Juli 2023 lalu yang bertempat di Kota Ansan, Korea Selatan. Kegiatan adalah hasil kolaborasi dan dukungan dari KBRI Seoul melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan dan Atase Ketenagakerjaan.

Tim FEB UI dalam kegiatan tersebut juga merupakan kolaborasi dari dosen lintas departemen. Seperti Nanda Ayu Wijayanti dari Departemen Akuntansi, Dwi Nastiti Danarsari dari Departemen Manajemen, dan Irfani Fithria Ummul. M dari Departemen Ilmu Ekonomi. Selain itu dibantu pula oleh tim ahli pertanian dari Farmhill Academy.

“Melalui kolaborasi ini tim Pengabdian Masyarakat FEB UI melakukan berbagai rangkaian pelatihan intensif kepada para peserta pekerja migran Indonesia. Mereka mendapatkan materi dan pelatihan tentang dasar-dasar pertanian hidroponik, teknik budidaya, pemeliharaan tanaman, manajemen budidaya serta sistem dan teknologi hidroponik,” ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Kata Pekerja Migran

Program tersebut pun memberikan kesan tersendiri bagi para PMI di Ansan. Salah satunya adalah Udin, PMI di Korea Selatan asal Palembang, Sumatera Selatan. Menurutnya hal ini membuka wawasan dan peluang baru bagi PMI untuk membuka usaha di Indonesia.

“Pelatihan dari FEB UI sangat bermanfaat. Kami belajar banyak tentang pertanian hidroponik dari narasumber-narasumbernya. Semua itu membuka wawasan baru bagi kami dan ternyata ada peluang baru untuk mengembangkan usaha pertanian kami sendiri setelah pulang dari Korea,” ujar Udin.

Udin pun menyebut selama pelaksanaan kegiatan ini terjalin persahabatan dan kedekatan antara para peserta pekerja migran dan tim pelaksana. Oleh karena itu, para peserta pekerja migran mengungkapkan apresiasi mereka atas kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan keterampilan baru di bidang pertanian hidroponik.

Untuk itu, Udin dan PMI lainnya berharap program ini akan terus berlanjut. Dengan demikian meraka dapat belajar hal–hal lain untuk memberdayakan kapasitas dan kemampuan ekonomi sebagai bekal pulang ke Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, Teguh lanjut mengatakan bahwa FEB UI bersama Farmhill Academy berharap proyek pengabdian masyarakat ini dapat menjadi langkah awal untuk menginspirasi lebih banyak lagi proyek pengabdian masyarakat di berbagai bidang. Terutama yang dapat memberdayakan PMI di luar negeri.

Melalui pelatihan dan pendampingan dalam pertanian hidroponik, para pekerja migran diharapkan mampu mengembangkan keterampilan dan semangat berwirausaha bidang pertanian modern khususnya hidroponik. Sebab, hal ini berpotensi menciptakan dampak berkelanjutan bagi komunitas mereka. Diharapkan proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi upaya-upaya lebih lanjut dalam memajukan kesejahteraan dan kemandirian PMI.

“Semangat kolaborasi antara akademisi dan sektor industri ini mampu memberikan harapan baru bagi peningkatan kualitas hidup pekerja migran setelah mereka pulang ke Indonesia,” pungkasnya.

Video Terkini