Sukses

Perusahaan Terapkan Produksi Ramah Lingkungan Disebut Bisa Bertahan

Penerapan proses produksi rendah karbon merupakan investasi jangka panjang, bukan semata-mata untuk satu atau dua tahun mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Permintaan produk industri hijau di dunia saat ini kian dicari. Bahkan di masa depan, perusahaan yang melakukan proses produksi ramah lingkungan  dinilai akan bertahan.

Ini diungkapkan Pakar Ekonomi Lingkungan IPB University Aceng Hidayat. Salah satunya penerapan industri hijau PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream PT Pertamina (Persero).

Menurut dia hal ini bisa kian meningkatkan daya saing PHE di masa mendatang. "Jika PHE atau Pertamina benar-benar telah melakukan praktik dekarbonisasi dengan baik sekarang, di masa datang akan mendapat ruang yang lebih baik di pasar energi," kata Aceng melansir Antara.

Menurut dia, penerapan proses produksi rendah karbon merupakan investasi jangka panjang, bukan semata-mata untuk satu atau dua tahun mendatang.

Bahkan, selain meningkatkan daya saing, penerapan industri hijau juga membuat kredibilitas perusahaan semakin meningkat.

“Perusahaan atau industri yang menerapkan proses produksi rendah karbon saat ini dinilai memiliki reputasi lebih baik,” katanya.

PHE memang terus berkomitmen untuk menekan emisi karbon antara lain melalui implementasi enam pilar dekarbonisasi perusahaan yaitu energy demand & efficiency, gas recovery & asset integrity, low carbon power, low carbon heat, Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), serta offsetting melalui natural based solution.

Melalui penerapan enam pilar dekarbonisasi tersebut, akhir bulan lalu PHE mencatatkan pengurangan emisi mencapai 480 Kilo Ton C02eq atau setara 110 persen dari target di bulan Juli lalu. Pengurangan emisi dilakukan oleh Pertamina Hulu Energi, baik dari regional maupun Anak Perusahaan terafiliasi.

 

2 dari 2 halaman

Model Bisnis

 

Penurunan emisi tersebut, menurut Aceng, merupakan hal positif, apalagi selama ini sektor energi, industri manufaktur dan kendaraan bermotor paling berkontribusi terhadap polusi karbon.

"Itu bagus buat Pertamina. Selama menurunkan emisi dia telah berkontribusi untuk mendinginkan bumi,” ujarnya.

Dia pun berharap langkah PHE bisa menjadi model bisnis bagi BUMN lain yang menghasilkan emisi gas. "Memang industri hijau itu dalam jangka pendek membutuhkan investasi besar. Tetapi kita harus berpikir jauh ke depan jangan tanggung-tanggung cuma mencari untung,” ujarnya.

Dia juga berharap PHE tidak sekadar menekan karbon yang dihasilkan proses produksi. Lebih dari itu, secara perlahan juga menerapkan "clean technology".