Liputan6.com, Jakarta - Dua taipan properti Indonesia bergandengan tangan untuk membangun sekolah berkualitas. Kedua taipan tersebut adalah Lippo Group di bawah pimpinan James Riady dan Agung Sedayu Group di bawah pimpinan Sugianto Kusuma.
Dalam kerja sama ini, Lippo Group melalui Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) akan membangun sekolah kristen internasional 'Hope Academy' di lahan milik Agung Sedayu Group di PIK 2, Kabupaten Tangerang.Â
Baca Juga
Dalam prosesi groundbreaking Hope Academy ini, tampak James Riyadi dan Sugianto bercanda dan saling puji bisnis masing-masing. Bahkan Sugianto mengenang jasa James saat tahun 90-an dulu, dirinya meminjam modal ke Bank Lippo, untuk membangun sektor bisnis yang tengah dijajakinya.
Advertisement
"Dulu saya mengajukan dan menerima kredit ke Bank Lippo Rp 60 juta, itu pak James berikan. Jadi, untuk masuk ke dalam dunia yang lebih besar ini, berkat pak James yang kasih kredit dan kita maju. Jadi kawasan ini, kita belajar dari pak James juga," tuturnya, Kamis (31/8/2023).
Menurut Director of Investor Relations of Agung Sedayu Group, Soesilawati,  sekolah ini berdiri di atas lahan Edu City PIK 2. Total ada 46 hektar Edu City berdiri di kawasan tersebut.
"Jadi konsepnya, kita mau fokus menghadirkan sekolah-sekolah Indonesia ataupun luar negeri, hadir di atas lahan 46 hektar ini," ujarnya.
Untuk yang pertama hadir adalah Hope Academy, kemudian nantinya akan ada Universitas Pelita Harapan (UPH), kampus Prasetya Mulya, dan beberapa kampus ternama internasional lainnya.
"Lahan kita kan luas, contoh Hope Academy dan nanti Prasetya Mulya hanya sekitar 1.5 hektar. Jadi memang masih bisa diperluas untuk konsep sekolahan lainnya," kata Soesilawati.
Cetak Pemimpin Transformatif
Sementara di tempat yang sama, Direktur Eksekutif YPPH, Stephanie Riady mengatakan, sesuai dengan visi dan misi YPPH, HOPE Academy akan berkontribusi maksimal dalam memberi dampak bagi bangsa lewat pendidikan.Â
Ia melanjutkan, HOPE Academy menerapkan pendidikan yang bukan berdasarkan penghafalan, tetapi pendidikan yang menggunakan sistem belajar interdisipliner, di mana mata pelajaran tidak terkotak-kotak, melainkan mengintegrasikan semua bidang menjadi unit dan proyek yang lintas subjek.Â
"Pembangunan HOPE Academy PIK 2 akan diupayakan berjalan lancar dan tepat waktu, sehingga dapat selesai pada awal tahun 2025. Sesuai rencana, kegiatan belajar mengajar di HOPE Academy PIK 2 akan siap dimulai untuk tahun akademik 2025/2026,"katanya.
Oleh karena itu, pihaknya memastikan mendidik anak-anak yang cerdas, yang juga memiliki pemikiran kritis dan mampu memecahkan masalah.Â
Namun, bagaimana jika ada sekolah inklusi berstandar internasional?Â
"Betul, kita adalah sekolah inklusi meski bukan sekolah berkebutuhan khusus, tapi kita ingin memberi kesempatan kepada anak yang mungkin di sekolah lain ditolak untuk bisa mendapatkan akses pendidikan berkualitas dengan harga terjangkau," kata Recky Rendy, Head of School Hope Academy saat Ground Breaking Hope Academy di PIK 2.
Untuk membimbing anak-anak dengan kebutuhan khusus, pihaknya menyediakan berbagai program pembelajaran serta adanya special educational teacher. Tak hanya itu, bakal ada juga psikolog dan terapi sesuai dengan kebutuhan anak.
"Jadi memang kita ada special educational teacher di mana guru kami juga diperlengkapi, sistem kami juga dengan adanya terapi, harapannya akan memberi dukungan yang holistik supaya anak ini dapat bertumbuh," jelasnya.
Tak hanya itu, nantinya konsep gedung sekolah pun bakal mengusung tema modern dan minimalis agar menjadi ruang terbuka. Sehingga, sirkulasi udara akan baik.
Â
Â
Advertisement