Sukses

KLHK dan Astra Internasional Perkuat Pembangunan Perhutanan Sosial

KLHK menjalin kerja sama dengan PT Astra Internasional dan sejumlah pelaku usaha lain dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjalin kerja sama dengan PT Astra Internasional dan sejumlah pelaku usaha lain dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan. Upaya KLHK juga mendapat dukungan penuh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Kementerian Sekretaris Negara.

Penandatanganan kerja sama dilakukan dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK Senayan, Jakarta. Sekaligus disaksikan Mensesneg Pratikno Menteri LHK Siti Nurbaya serta Menkop UKM Teten Masduki.

Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, Agus Justianto, menjelaskan Festival LIKE digelar sebagai rangkuman kerja-kerja korektif pemerintah di bidang lingkungan, iklim, kehutanan, dan EBT. Sehingga pada akhirnya menunjukkan Indonesia mampu memberikan kontribusi positif dalam rangka penuruan emisi gas rumah kaca.

"Melalui festival ini, juga menjadi momentum kolaboratif dan partisipatif antar pemerintah dengan masyakarat, akademisi, hingga dunia usaha," ujar Agus dalam keterangannya, Senin (18/9/2023).

Diapresiasi Pratikno

Menteri Pratikno mengapresiasi kegiatan Festival LIKE menjadi momentum bersama dalam menghadapi permasalahan lingkungan yang terjadi.

Terlebih ini merupakan persiapan Indonesia menghadirkan paviliun menampilkan aksi nyata menangani perubahan iklim dalam Conference of the Parties (COP) ke-28 di Dubai .

Pihaknya juga mendorong para pelaku usaha dalam festival LIKE bersama-sama menyelamatkan lingkungan. Sehingga ke depan secara bersamaan diharapkan mampu menyejahterakan masyarakat.

"LIKE ini menjadi momentum, untuk mendorong perusahaan dan industri agar turut berperan untuk momentum lingkungan berkelanjutan dan pertumbuhan yang inklusif," kata Pratikno.

 

2 dari 3 halaman

Target Kelola 10.000 Hektar Perhutanan Sosial

Sementara, Head of Environment Astra, Bondan Susilo menjelaskan, penekanan kerja sama dilakukan dengan KLHK berfokus dalam program perhutanan sosial seluas 1.439 hektar di sejumlah wilayah Indonesia.

Langkah ini juga menjadi upaya menurunkan gas rumah kaca hingga 30 persen sesuai dengan progam Aspirasi Keberlanjutan Astra 2030

Bondan menyebut, kolaborasi Astra dengan kelompok usaha masyarakat dalam mengelola perhutanan sosial telah menghasilkan beragam produk. Mulai dari kopi maupun tanaman buah lainnya.

"Kami tertarik dengan kolaborasi melalui perhutanan sosial, karena sesuai dengan visi Astra, yakni sejahtera bersama bangsa," kata Bondan.

Selain itu, kata Bondan, Astra menargetkan bisa mengelola 10.000 hektra hutan sosial sampai 2030. "Kita sedang berkoordinasi dengn KLHK secara bertahap untuk mencapai target itu," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Waspada Puncak Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan pada September 2023

Sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau menurut analisis prakiraan musim kemarau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyebut puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus sampai September 2023 dan perlu diwaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (13/9/2023), Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B Panjaitan menyebut September 2023 cuaca wilayah Tanah Air masih sangat panas. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab munculnya karhutla.

"Tentu ini menjadi peringatan kita bersama untuk waspada dan siap siaga akan kejadian karhutla," kata Raffles.

Ia menerangkan upaya mitigasi kebakaran hutan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Deretan langkah yang dilaksanakan itu meliputi memetakan wilayah rawan kebakaran untuk ditangani; pengelolaan kawasan hutan dengan membuat ilaran, sekat bakar, sekat kanal; pengembangan hutan kemasyarakatan; pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan; serta pelatihan penanggulangan bencana bagi masyarakat dan pengembangan inovasi pengendalian karhutla kebakaran hutan.

Raffles menyebut upaya yang dilakukan pihaknya sangat mengurangi potensi kerawanan karhutla dengan kondisi cuaca karena dampak El Nino seperti 2015 dan 2019. "Selain itu, upaya ini juga harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas, untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla," tambahnya.

Bila dibandingkan dengan Januari hingga Agustus 2022, luas karhutla di Indonesia mengalami kenaikan seluas 128.426,47 hektare (ha). Namun, wilayah konvensional rawan karhutla seperti:

  • Riau mengalami penurunan 1.592 ha
  • Sumut mengalami penurunan 4.535 ha
  • Jambi mengalami penurunan seluas 445 ha.
Video Terkini