Liputan6.com, Jakarta - Orang dengan gangguan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) mungkin mengalami kesulitan untuk menahan godaan, lebih banyak bicara daripada kebanyakan orang, dan sulit bergaul dengan orang lain.
Hidup dengan ADHD dapat menyulitkan untuk mengatur kesehatan mental dan emosional seseorang. Seringkali, "karena disregulasi emosi, Anda akan memiliki perasaan yang tampak lebih besar, lebih intens, dan lebih sulit dikendalikan," tulis psikiater Dr. Sasha Hamdani dalam bukunya, "Self-Care for People with ADHD, Selasa (26/9/2023).
"Anda mungkin juga memiliki dengan perasaan malu dan bersalah, karena Anda memiliki kendali terbatas atas respons Anda terhadap situasi yang menuntut secara emosional," tulis Hamdani, yang juga menderita ADHD.
Advertisement
Namun, merawat diri sendiri dengan cerdas dapat sangat membantu. Ketahui begini 4 praktik perawatan diri untuk penderita ADHD.
Di dalam buku Hamdani, memiliki lebih dari 100 saran bagi penderita ADHD untuk mengisi ulang energi dan mengelola stres. Berikut adalah empat yang paling menonjol yang sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan emosional:
1. Membingkai Ulang Gagasan Anda Tentang Kegagalan
Orang dengan ADHD lebih mungkin mengalami perasaan rendah diri, jika dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut, demikian hasil penelitian menunjukkan. Hal ini dapat menyebabkan keraguan diri.
Hamdani mendorong Anda untuk tidak membiarkan rasa takut gagal menghentikan Anda untuk menempatkan diri Anda di luar sana dan mencoba sesuatu yang baru atau sulit. Sebaliknya, jadikan rasa takut yang Anda alami untuk memotivasi Anda.
Menerima kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut dapat menguntungkan Anda. Mantan Presiden Barack Obama menganggap bahwa merasa nyaman dengan kegagalan adalah hal yang paling penting untuk dilakukan jika Anda ingin mencapai tujuan tertentu.
2. Tantang pikiran negatif Anda
Perhatikan saat-saat ketika Anda mengarahkan pembicaraan diri yang negatif kepada diri Anda sendiri dan lawanlah pikiran-pikiran kritis tersebut dengan bukti nyata bahwa mereka salah, kata Hamdani. "Menerima bahwa Anda tidak sempurna dan masih layak untuk mengasihani diri sendiri adalah sesuatu yang bisa kita semua manfaatkan," tulisnya.
Menghukum diri sendiri dengan ucapan-ucapan yang merugikan tidak mendukung pertumbuhan, dan juga tidak mendorong perubahan, menurut Morgan Schafler, seorang psikoterapis.
Sementara itu, belas kasihan diri dikaitkan dengan rasa harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang meningkat untuk memperbaiki kesalahan, tulisnya dalam bukunya, "Panduan Perfeksionis untuk Kehilangan Kendali."
3. Fokus ke Rasa Syukur
Menghargai apa yang Anda miliki adalah cara yang sangat mudah untuk menjadi lebih terhubung dengan emosi positif, menangani kesulitan, dan memupuk hubungan yang sehat, tulis Hamdani.
Anda dapat menerapkan lebih banyak rasa syukur dalam hidup Anda dengan merayakan kemenangan kecil, mempraktikkan kesadaran dan membantu orang lain, katanya.
Beberapa orang yang berumur panjang di dunia berfokus pada rasa syukur setiap hari untuk mengingatkan diri mereka akan aspek-aspek besar dalam hidup mereka. Hal ini tidak hanya memberi mereka perspektif, tetapi juga membuat mereka lebih bahagia.
4. Pertimbangkan untuk membuat jurnal
Mendokumentasikan apa yang Anda rasakan dapat membuat Anda lebih tenang, membantu Anda mengidentifikasi pola, dan memberi Anda ruang untuk memproses emosi dengan cara yang efisien, kata Hamdani.
"Tidak harus dengan pena dan kertas. Gunakan saja laptop Anda. Lakukan rekaman suara digital. Rekamlah vlog pribadi," sarannya.
Membuat jurnal selama 15 menit sehari telah terbukti membantu orang pulih dari pengalaman traumatis dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mereka, kata ahli kesehatan Deepak Chopra dan penulis buku terlaris di New York Times, Kabir Sehgal.
Advertisement