Sukses

3 Hal Ini Membuat Orang Ber-EQ Tinggi Disukai saat Mengobrol

Kecerdasan emosional, atau EQ (emotional quotient) merupakan kemampuan untuk memahami, mengelola, mengendalikan, atau mengkomunikasikan emosi.

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan emosional, atau EQ (emotional quotient) merupakan kemampuan untuk memahami, mengelola, mengendalikan, atau mengkomunikasikan emosi.

“Orang dengan EQ tinggi seringkali menikmati interaksi yang lebih baik dengan teman dan keluarga, bahkan juga dengan orang asing,” kata Matt Abrahams, dosen perilaku organisasi di Universitas Stanford melalui CNBC Make It.. Abrahams berspesialisasi dalam komunikasi interpersonal.

“Banyak obrolan ringan yang membahas tentang empati dan kemampuan yang terhubung dengan orang lain. Orang dengan EQ tinggi mampu melakukannya dengan lebih baik,” katanya.

Berikut ini tiga hal yang dilakukan oleh orang dengan EQ tinggi yang membuat mereka lebih baik dalam berbasa-basi:

Mereka Memvalidasi Orang Lain

Mereka mendengarkan dan kemudian memberikan respon dengan cara yang membuat orang lain merasa dipahami. Tak hanya itu, mereka tidak menghubungkan percakapan itu dengan pengalaman mereka sendiri.

“Mereka akan menggunakan parafrase atau pertanyaan lanjutan untuk menunjukkan ‘saya mendengarkan kamu, dan saya menghargai apa yang kamu katakan’,” kata Abrahams.

Jika seseorang berbicara tentang liburannya baru-baru ini, seseorang dengan EQ tinggi akan bertanya secara spesifik atau berkata “ceritakan lebih banyak”. Seseorang dengan EQ yang rendah mungkin mulai membicarakan perjalanannya sendiri.

 

2 dari 2 halaman

Mereka Mencerminkan Orang Lain

Mirroring mengacu pada tindakan tidak sadar untuk meniru perilaku orang lain dalam interaksi sosial.

Seseorang dengan EQ tinggi mungkin cocok dengan nada suara atau ekspresi wajah lawan bicaranya.

Mereka Menggunakan Bahasa Nonverbal Terbuka

Bahasa tubuh juga dapat membantu menyampaikan bahwa kamu tertarik dan mendengarkan.

“Orang yang memiliki EQ lebih tinggi memiliki postur tubuh yang lebih terbuka, mereka lebih banyak mengangguk,” Kata Abrahams.

Mereka juga memberikan lebih banyak tanggapan “backchannel”, seperti “uh-huh” dan “Saya paham.”

Saat berbincang ringan dengan orang asing, hal ini terbukti menjadi aset yang sangat besar.