Liputan6.com, Jakarta - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia mempererat kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mencegah dan menanggulangi terdapatnya paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme.
Terbaru, Indonesia Re mengundang Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris, untuk menjadi pembicara dalam kegiatan sharing session berjudul “Pencegahan dan Penanggulangan Paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme” dengan peserta mulai dari jajaran Direksi dan Komisaris serta seluruh karyawan Indonesia Re group.
Baca Juga
Indonesia Re memahami bahwa salah satu upaya mencegah dan menanggulangi paham-paham tersebut dapat didahului dengan pengimplementasian nilai nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta pemahaman yang cukup dari setiap individu untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang tergolong atau terindikasi sebagai aktivitas turunan dari paham ini.
Advertisement
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM dan Corporate Secretary Indonesia Re Robbi Y Walid menjelaskan, perusahaan sadar bahwa untuk memutus mata rantai pengaruh paham intoleransi, radikalisme dan terorisme dalam suatu organisasi perlu dilakukan sedini mungkin.
"Kegiatan-kegiatan yang dapat mengedukasi serta menambah wawasan tentang dampak dan pengaruh negatif dari ketiga paham tersebut dapat membangun daya tahan dan daya tangkal bagi seluruh karyawan di Indonesia Re Group” jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 17.000 memiliki beragam perbedaan yaitu sekurangnya terdiri dari 300 kelompok etnik, 1.340 suku, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat kepercayaan.
Namun demikian, beragam perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan dasar dari lahir dan berkembangnya paham intoleransi, radikalisme dan terorisme. Karena paham-paham tersebut dapat berkembang kapanpun, dimanapun, dan dikalangan, golongan maupun agama apapun.
Kunci Cegah Radikalisme dan Terorisme
Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris menambahkan, BNPT meyakini bahwa terdapat beberapa kata kunci dalam upaya pencegahan dan penanggulangan paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Pertama, yaitu dengan meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya memahami arti-arti dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme itu sendiri. Kedua, dengan membangun community engagement. Kemudian yang ketiga itu dengan meningkatkan community resilience, dan yang terakhir dengan national resilience.
"Dengan adanya kegiatan sharing session ini kita sudah ada di kata kunci pertama, yaitu public awareness, dengan tujuan kata kunci kedua dan ketiga ini dapat terbentuk di lingkungan Indonesia Re," jelas Irfan.
Namun demikian, bahwa upaya untuk melindungi NKRI dari bahaya radikalisme dan terorisme ini perlu melibatkan kerjasama dari multi-pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, akademisi, media, hingga dunia usaha.
"Oleh karena itu, BNPT sangat mendukung upaya Indonesia Re untuk berkontribusi menekan paham paham tersebut di lingkungan dunia usaha khususnya di lingkungan Indonesia Re Group.” tambah dia.
Advertisement
AKHLAK
Selain melakukan sharing session, Indonesia Re sendiri juga telah melakukan pencegahan dan penanggulangan paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di lingkungan kerja dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, dan menerapkan core values Amanah Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif (AKHLAK) sebagai nilai utama yang harus dimiliki seluruh karyawan Indonesia Re.
Sedangkan untuk mitra bisnis, Indonesia Re telah melakukan penerapan kebijakan Know Your Customer (KYC) sesuai ketentuan yang berlaku untuk mengidentifikasi dan mencegah adanya transaksi yang berkaitan dengan pencucian uang dan pendanaan terorisme.