Liputan6.com, Jakarta Perusahaan asuransi jiwa PT Chubb Life Insurance Indonesia (Chubb Life Indonesia) akan semakin memperkuat layanan ke nasabah dengan teknologi digital di tahun 2024. Hal tersebut diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan yang diyakini akan lebih baik dari tahun ini.
Kinerja Chubb Life Indonesia terus tumbuh. Tercatat pada kuartal ketiga 2023, pendapatan premi tumbuh 91 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan premi hingga kuartal III 2023 sebesar Rp1,34 triliun, sedangkan periode yang sama 2022 sebesar Rp704,44 miliar.
”Tentu kami tetap berkomitmen menghadirkan beragam produk kepada nasabah dan mitra distribusi kami. Kami yakin Chubb Life Indonesia akan melayani nasabah dengan lebih baik melalui pengembangan penawaran produk dan teknologi digital yang didukung oleh underwriting dan layanan klaim Chubb terkemuka,” ujar CEO dan President Director Chubb Life Indonesia Kumaran Chinan di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Advertisement
Dalam hal layanan pembayaran klaim, sepanjang semester I/2023, tercatat Chubb Life membayarkan klaim sebesar Rp242,3 miliar. Pada 2022 lalu, total klaim yang dibayarkan sebesar Rp455,8 miliar.
Sebagian jumlah itu, Chubb Life juga melakukan pembayaran klaim dilakukan hanya dalam 24 jam, dana ditransfer ke nasabah setelah klaim disetujui dengan fasilitas Speedy Claimnya.
Menurut Kumaran Chinan, pihaknya menyediakan produk dan layanan yang inovatif dan unggul untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang. ”Kami berkomitmen untuk memberikan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi di industri melalui layanan pelanggan yang profesional dan responsif,” ujar dia.
Dijelaskan, Chubb Life Indonesia juga berkomitmen penuh untuk menyelaraskan dengan visi OJK untuk meningkatkan indeks literasi keuangan melalui berbagai kegiatan guna memberdayakan masyarakat Indonesia untuk lebih Tangguh dalam masa depan keuangan mereka.
Saat ini, Chubb memiliki 15 kantor pemasaran di seluruh Indonesia yang diperkuat sekitar 5.000 agen dan 400 telemarketers berlisensi untuk melayani 2,24 juta nasabah. Tercatat, hingga Desember 2022, tingkat kecukupan modal atau Risk Based Capital (RBC) Chubb yang lumayan besar yakni mencapai 1.336,25 persen.
Pertumbuhan Industri
Sebelumnya, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan, Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Iwan Pasila menyatakan optimisme pertumbuhan industri asuransi di tahun 2024. Hal itu melihat kondisi ekonomi yang diyakini terus positif.
Menurut Iwan, pemerintah dan sejumlah lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diproyeksi tetap tumbuh baik di tahun 2024. Selain itu, inflasi RI juga diprediksi bisa terjaga lebih rendah pada tahun depan. “Kondisi-kondisi ini yang menurut OJK sangat baik untuk membangun optimisme di tahun depan,” tutur Iwan Pasila.
Secara umum permodalan di industri asuransi di Indonesia menguat, dengan industri asuransi jiwa mencatatkan RBC 435,98 persen, jauh di atas ketentuan yang ditetapkan regulator sebesar 120 persen.
Peluang industri asuransi untuk tumbuh di tahun 2024 masih sangat besar. Hal tersebut diukur dari masih rendahnya tingkat literasi dan inklusi asuransi. Tercatat pada tahun 2022, tingkat literasi baru 31,7 persen dan inklusi asuransi 16,6 persen. AAJI berharap tingkat literasi dan inklusi asuransi di Indonesia bisa meningkat pada 2024.
Kumaran Chinan melanjutkan, pihaknya juga akan memperluas saluran distribusi untuk menjangkau lebih banyak nasabah dan menawarkan mereka pilihan pembelian yang fleksibel dan nyaman. Hal itu mencakup kemitraan dengan saluran non-tradisional seperti fintech, platform e-commerce, dan startup insurtech.
Advertisement