Liputan6.com, Jakarta Istilah Inflamasi atau peradangan, meskipun baru-baru ini mendapatkan popularitas dalam konteks pemasaran online dan merek, sebenarnya telah digunakan dalam beberapa dekade.
Menurut dokter kulit bersertifikat Dr. Robert Finney dari New York City, istilah inflammaging atau inflamasi, yang pertama kali digunakan pada tahun 2000 oleh seorang ilmuwan Prancis mendefinisikan interkonektivitas yang terkait dengan peradangan dan penuaan.
"Ada faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam penuaan seiring bertambahnya usia, dan secara alamiah, peradangan meningkat seiring dengan penuaan, yang dapat mempercepat penuaan." jelas dia melansir CNN, Sabtu (6/4/2024).
Advertisement
Finney menggambarkannya sebagai siklus berulang yang berlangsung sangat lambat dari waktu ke waktu, meskipun dalam kasus-kasus tertentu dapat berakselerasi lebih cepat karena berbagai alasan
"Pada tingkat dasar, segala sesuatunya mulai rusak dan mekanisme perbaikan sel kita menjadi lebih lambat dan kurang efektif, yang menyebabkan peradangan yang semakin meningkatkan stres," jelas Finney.
Marisa Garshick, yang berpraktik di New York City dan New Jersey, mencatat bahwa kemerahan, kulit kering, dan gejala penuaan seperti garis-garis halus dan keriput, semuanya dapat disebabkan oleh peradangan tingkat rendah jangka panjang.
"Hilangnya kolagen dan glikosaminoglikan, termasuk asam hialuronat, dapat diakibatkan oleh peradangan dan dapat memperparah kulit kering." tambahnya
Penting untuk diingat bahwa peradangan mempengaruhi lebih dari sekadar kulit saja. Glenicia Nosworthy, Dokter kulit dan spesialis penyakit dalam yang bersertifikat dan berlokasi di Brooklyn, New York.
Penyakit inflamasi, seperti penyakit kardiovaskular, gangguan neurodegeneratif, dan kondisi metabolik, diduga terkait dengan penuaan.
Kerusakan jaringan, gangguan fungsi sel, dan peningkatan berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan usia, semuanya dapat dikaitkan dengan peradangan kronis.
Pada akhirnya, peradangan adalah topik yang sangat kompleks dengan berbagai elemen yang mempengaruhi, banyak di antaranya yang saat ini sedang dipelajari. Namun satu hal yang pasti: kulit yang menua dan peradangan yang terus-menerus berjalan seiring.
Mengapa Peradangan Bisa Terjadi ?
Menurut Garshick, peradangan disebabkan oleh pertemuan faktor lingkungan dan genetik, termasuk paparan radiasi UV dan polusi, stres jangka panjang, dan kerusakan akibat radikal bebas.
Peradangan juga dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok dan gaya hidup, termasuk pola makan yang buruk dan kurang tidur.
Penelitian juga menunjukkan bahwa penghalang kulit yang melemah dapat memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap peradangan, menurut dokter kulit bersertifikat yang berbasis di New York City, Dr. Pooja Rambhia
"Selain itu, sejumlah proses seluler, seperti kerusakan DNA, telah dikaitkan dengan peradangan; namun, penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan perawatan yang dapat mengurangi efek negatif penuaan pada tubuh manusia."
Bagaimana Cara Mencegah Peradangan
Jawaban singkatnya adalah tidak, karena peradangan adalah proses alami yang dialami tubuh manusia dari waktu ke waktu, meskipun dapat diperlambat dengan berbagai cara.
Peradangan adalah proses alami, tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi dampaknya atau menghentikannya agar tidak terjadi lebih cepat, menurut dokter kulit bersertifikat Dr. Corey L. Hartman, yang mendirikan Skin Wellness Dermatology di Birmingham, Alabama.
Banyak dari rutinitas ini masuk ke dalam kategori 'praktik yang disarankan' untuk menjalani gaya hidup bebas stres dan menjaga kesehatan: Tidurlah selama tujuh hingga delapan jam setiap malam, minum delapan gelas air setiap hari, dan jadikan olahraga teratur sebagai bagian dari jadwal mingguan Anda.
Mengurangi stres, menggunakan tabir surya setiap hari, dan melembabkan kulit Anda dengan produk yang mengandung unsur pelembab seperti asam hialuronat, ceramide, dan gliserin adalah beberapa strategi lain untuk mengurangi dampak peradangan.
Advertisement