Liputan6.com, Jakarta Pesan teks memang terkenal mudah disalahartikan. Biasanya, bukan kata-kata dalam pesan yang menyebabkan penerima salah mengartikan maknanya, melainkan tanda baca.
"Tanda titik, khususnya, dapat mengubah nada teks," kata salah satu penulis “Emily Post's Etiquette: Edisi Seratus Tahun.”, Daniel Post Senning.
“Perbedaan antara seseorang yang mengatakan, ‘Lucu!’ dan ‘Lucu.’ sangat dramatis dalam hal bagaimana hal itu ditafsirkan,” kata dia sebagaimana yang dikutip dari CNBC, Selasa (4/6/2024).
Advertisement
Mengenai tanda seru, Anda tidak boleh menggunakannya secara berlebihan. “Orang-orang menggunakan tanda seru dan emoji dengan lebih bebas dalam teks," tambah dia.
Tanda titik dapat menambah kesan canggung pada pesan singkat. Anda tidak perlu mengakhiri “balasan satu atau dua kata” dengan tanda titik, kata Senning.
Jika Anda ingin menyampaikan bahwa suatu masalah benar-benar serius, maka gunakan titik.
Alat lain yang mungkin ingin Anda gunakan dengan hemat adalah humor, karena nada, sesuatu yang tidak dapat disampaikan melalui teks, sangat penting untuk ditafsirkan dengan benar.
“Sangat sulit untuk menulis humor,” kata Senning.
Sebelum mengirimkan lelucon melalui teks, Senning menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri. “Apakah hubungan ini sudah cukup terjalin atau saya harus mengenal mereka dengan baik agar lelucon ini bisa diterima?”
Tanda seru bisa digunakan secara bebas. Selain itu, emoji juga digunakan secara bebas untuk menunjukkan emosi tertentu.
“Perlu diketahui bahwa orang menggunakan tanda seru dan emoji lebih bebas dalam teks,” kata Senning. “Ini adalah cara untuk menunjukkan antusiasme dan tidak menunjukkan penjelasan yang sangat bersemangat. Hal ini dapat digunakan untuk memodifikasi nada secara positif.”