Liputan6.com, Jakarta - Perilaku dan kecenderungan perilaku pelanggan dapat dilihat melalui percakapan yang terjadi sehari-hari di Twitter. Hal ini cukup masuk akal, mengingat menurut Global Web Index (GWI), lebih dari 50 persen pengguna internet saat ini menghabiskan lebih dari tiga jam sehari untuk saling terhubung dengan pengguna internet lainnya, sedangkan lebih dari 90 persen lainnya memiliki smartphone.
Berdasarkan data tersebut, kemampuan untuk meraih dan mempertahankan rentang perhatian pelanggan terhadap berbagai konten digital, kini menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan riset dari GWI, 51 persen pengguna internet di Asia Pasifik menganggap perangkat mobile sebagai hal terpenting, sedangkan 26 persen lainnya memilih menggunakan laptop.
Sementara itu, survei HubSpot pada 2016 menunjukkan bahwa secara global pengguna lebih suka mengonsumsi video secara skimming atau sekilas dan dalam periode singkat. Penggunaan video sosial diperkirakan menjadi makin populer pada 2017; video live dianggap sesuai untuk konten eksklusif dan interaktif, yang mengubah platform sosial ke ranah media penyiar (broadcasting). Sifat real-time Twitter sangat mendukung aktivitas mobile tayangan pengguna dan telah mempermudah penyiaran live di smartphone mana pun.
Advertisement
1. Apakah brand Anda berbicara mengenai data?
Meskipun banyak brand telah mengadopsi media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka, mayoritas telah mengabaikan manfaat analisis terkait percakapan yang terjadi secara real-time. Twitter memiliki arsip data publik yang terdiri dari 10 tahun percakapan dari hampir setiap topik yang dapat Anda bayangkan dan memiliki insight untuk membuat keputusan lebih baik pada 2017. Dengan menganalisis kumpulan data ini, brand dapat memiliki insight untuk membuat keputusan lebih baik, sekaligus lebih siap dalam menghadapi berbagai hal tak terduga dan mengukur hasil melalui pola data.
2. Apakah brand Anda sudah ‘mobile first’?
Mobile is now - tetapi tidak sedikit brand yang tidak siap untuk menghadapi hal ini. Sebanyak 51 persen pengguna internet di Asia Pasifik menganggap perangkat mobile sebagai gawai terpenting, sedangkan 26 persen lainnya memilih laptop (Sumber: GWI). Kebanyakan orang melihat situs, membaca email, dan terhubung melalui media sosial pada perangkat mobile mereka. Anda akan kehilangan kesempatan besar pada 2017, jika brand Anda tidak menyediakan konten, iklan, dan pengalaman online untuk pengguna mobile. Mulai dari situs brand hingga kampanye email bisnis Anda, sebaiknya semua sudah harus berformat mobile-friendly.
Baca Juga
3. Apa saja yang konsumen tonton sekarang ini?
Video sosial menjadi makin populer dalam konten pemasaran kreatif dan pertumbuhannya diharapkan terus naik pada 2017. Survei HubSpot pada 2016 menunjukkan perbandingan antara pengguna internet global yang benar-benar mengonsumsi video secara saksama dan mereka yang hanya sekilas mengonsumsinya dengan cepat; yang terakhir kini tengah merajai format konten online. Video live menjadi kesempatan pamungkas untuk konten eksklusif dan interaktif, yang mengubah platform sosial ke ranah media penyiaran (broadcast).
Twitter telah mempermudah tayangan penyiaran live di smartphone mana pun. Pada 2017 ini, pelajari bagaimana brand termutakhir bereksperimen dengan video live. Format tersebut sangat pas diaplikasikan untuk konten eksklusif, mengandung nilai berita yang tinggi, atau sedang terjadi saat ini secara live di berbagai perhelatan seperti CES atau Golden Globes, atau bisa juga untuk konten seperti sesi Q&A yang mensyaratkan keterlibatan audiens secara langsung.
4. Bagaimana Anda bisa memanusiakan brand Anda?
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemasar adalah melakukan personalisasi terhadap brand. Personalisasi berarti melakukan segmentasi terhadap konten Anda untuk bisa mencapai berbagai jenis audiens berdasarkan preferensi, minat, atau kebiasaan. Sebuah contoh yang baik dari personalisasi ini adalah apa yang dilakukan oleh India Premier League (IPL) 2016 dengan Kingfisher (@kingfisherworld), yang menghasilkan angka signifikan untuk jumlah organik tanda hati (love) yang ditunjukkan kepada tim dan sponsor yang terlibat dengan peningkatan jumlah positif sentimen harian sebanyak 250 persen sejak kampanye tersebut aktif.
5. Apakah Anda menjangkau pelanggan Anda di semua poin yang disyaratkan?
Meningkatkan personalisasi berjalan seiringan dengan pemasaran antarperangkat. Upaya memasarkan pada 2017 perlu mengidentifikasi kecenderungan perangkat yang disuka melintasi desktop, laptop, perangkat mobile, dan TV. Bagaimanapun juga, berbagai perangkat yang pelanggan gunakan sehari-hari untuk melakukan pembayaran, menyulitkan pengukuran dampak promosi iklan di perangkat mobile.
Bisnis dapat mengedepankan laporan peningkatan konversi ini untuk memahami ROI dari kegiatan di perangkat mobile lebih baik lagi. Dalam format Beta, kita mengetahui pelanggan yang tereskpos dengan iklan yang memengaruhi konversi situs web melalui perangkat mobile dan desktop, menjadi 52 persen lebih mungkin untuk melakukan aktivitas pembayaran dibandingkan mereka yang hanya terekspos dengan desktop.
Penelitian terbaru dari perusahaan analisis sosial TV, Canvs, menemukan bahwa penonton TV yang menggunakan Twitter memiliki potensi lebih tinggi untuk terpanggil dengan iklan. Canvs mengidentifikasi peristiwa mengenai persentase Tweet yang tinggi terhadap program TV yang mengandung reaksi emosional. Dalam program tersebut, penonton menjadi 48 persen lebih sadar untuk mengonsumsi iklan dibandingkan dengan mereka yang menonton program dengan tingkat reaksi lebih rendah.
6. Is social the next marketplace?
Kita sudah bergerak ke arah di mana pembelian tidak perlu terjadi di situs pihak ketiga. Pengguna sudah terkoneksi dengan berbagai platform media sosial, jadi mengapa mereka harus harus meninggalkannya untuk melakukan pembelian? Pada 2017, kami berharap platform sosial tidak hanya terbatas untuk percakapan antara brand dengan konsumennya atau menarik perhatian konsumen baru. Sebaliknya, mereka akan memberi kesempatan untuk meningkatkan tingkat konversi. Platform sosial akan bekerja sebagai saluran konversi baru dan menawarkan alat untuk mengonversi prospek langsung ke pembeli. Tantangan bagi merek-merek mapan merespons model-model baru dengan transformasi digital.
7. Call me @ maybe?
Siapa saja yang menghabiskan masa tunggu 30 menit ketika ingin berbicara dengan layanan pelanggan berpikir “seandainya ada cara yang lebih praktis.” Kami telah menyaksikan peningkatan angka dari orang yang mengubah sentimen di Twitter untuk memperoleh pengalaman lebih cepat dan langsung.
Menurut McKinsey & Company (@McKinsey ), volume Tweet yang ditargetkan oleh brand di akun Twitter pelanggan mereka telah tumbuh 2,5 kali dibandingkan dua tahun lalu. Direct Messages di Twitter telah mempermudah brand seperti Apple untuk dapat berdialog dengan pelanggan dan menyelesaikan permasalahan tanpa meninggalkan identitas brand mereka. Pada 2017, kami berharap lebih banyak bisnis yang memperoleh manfaat dari kombinasi pelayanan pelanggan yang simpel dan otomatis melalui Direct Messages, yang akan mempermudah orang untuk mendapatkan solusi layanan pelanggan lebih baik lagi.
8. Apakah brand Anda memimpin inovasi?
Seiring dengan upaya brand yang ingin makin dekat dengan audiens, pengalaman lebih nyata akan bertumbuh pada 2017. Konten yang dipersiapkan untuk sebuah perhelatan akan disajikan melalui level lebih nyata melalui video 360 derajat berkat produk kamera komersial yang kini tersedia di berbagai platform seperti Periscope yang meluncurkan pemutar video 360 derajat. Video 360 live tidak hanya menawarkan Anda ke tempat-tempat yang belum pernah Anda kunjungi, tetapi juga untuk membuat Anda saling terhubung dengan orang lain dan mengalami sebuah momen baru bersama mereka. Melalui video ini, orang di balik Video akan menawarkan pengalaman sehingga Anda dapat hadir bersama mereka dari lokasi mana pun mereka berada.
(Why)