Sukses

VW Garap Mobil Murahnya di China

VW sedang menyiapkan lokasi yang dibutuhkan untuk menggarap mobil murah tersebut

Liputan6.com, Beijing - Cina merupakan negeri yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dengan kondisi perekonomian negara tersebut yang semakin meningkat membuat banyak pabrikan mobil tergiur memasarkan atau membuat produknya di negara tersebut.

Dilansir dari carscoops, Senin, (28/4/2014), pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW) mengikuti jejak para kompetitornya dengan membuat sebuah pabrik mobil di Cina.

Volkswagen mengatakan bila perusahaan setuju dengan sebuah konsep dan desain sebuah mobil murah untuk negara berkembang.

Proyek yang telah direncanakan sejak awal tersebut kini hampir rampung dan VW sedang menyiapkan target biaya yang dibutuhkan untuk menggarap mobil murah tersebut. Cina dipilih menjadi basis produksi karena memiliki pasar terbesar untuk mobil murah.

"Sebelumnya kami telah menyiapkan konsep dan desain mobil murah tersebut, sekarang tinggal mencari tempat untuk produksinya. Kami akan memproduksi semua komponen mobil murah itu di China," ujar Manajer Proyek Volkswagen, Hans Demant pada gelaran Beijing Auto Show.

Pernyataan dari Demant tersebut merupakan wujud optimisme perusahaan setelah sebelumnya Kepala Pengembangan Merek Volkswagen, Jakov Neusser pada gelaran Geneva Motor Show mengatakan bila ia menekan biaya produksi untuk sebuah konsep mobil murah merupakan sebuah hal yang sulit.

"Menyetujui sebuah konsep mobil murah merupakan hal yang tak masuk akal karena mobil tersebut tidak dapat memenuhi target yang diharapkan perusahaan," jelas Neusser.

Volkswagen selama lebih dari setahun ini berusaha menekan anggaran biaya untuk konsep mobil murah. Perusahaan tersebut ingin membanderol mobil tersebut US$ 8.300 atau sekitar Rp 95,9 juta (kurs Rp 11.564 per US$) sampai dengan US$ 11.050 atau sekitar Rp 127,7 juta.

Pabrikan asal kota Wolfsburg tersebut sayangnya belum memiliki rencana memasarkan mobil murah garapannya ke kawasan India dan Asia Tenggara.

Pihak perusahaan beralasan bila kedua kawasan tersebut sudah banyak memiliki produk mobil murah yang jumlahnya cukup mendominasi.

Analis mempertanyakan langkah VW tersebut apakah dapat memenuhi target perusahaan untuk menjadi produsen mobil terbesar dunia pada 2018 bila konsep mobil murah tidak sukses dipasarkan pada seluruh negara berkembang.