Liputan6.com, Maranello - Semakin menipisnya jumlah bahan bakar fosil serta tuntutan menciptakan udara yang bersih mendorong para pabrikan otomotif mencari alternatif lain dalam menciptakan mobil. Pabrikan berusaha menggarap teknologi mesin yang cukup efisien namun tetap memiliki performa yang garang.
Hal tersebut juga mendasari Ferrari berencana ingin menggarap sebuah mobil bertenaga hybrid dengan performa tinggi. Padahal, pabrikan itu sebelumnya cenderung meremehkan kemunginan model hybrid di masa depan.
"458 Italia dengan bertenaga hybrid sepertinya akan menarik sebagai suksesor," ujar CEO Ferrari, Amedeo Felisa seperti dilansir dari Worldcarfans, Minggu (4/5/2014).
Pabrikan saat ini masih berfokus mengembangkan teknologi turbocharger yang merupakan sokongan utama pada mobil sport garapannya. Ke depannya, Ferrari akan mengembangkan teknologi hybrid ringan sebagai pendukung tambahan pada daya penggerak mobil.
"Kita masih menunggu pengembangan lebih lanjut pada teknologi baterai yang saat ini masih stagnan,"jelas Felisa.
Hal ini disebabkan karena biaya pengembangan mobil hybrid tidak sedikit, sedangkan Ferrari juga sedang mengembangkan LaFerrari.
"Pengembangan sistem kelistrikan pada La Ferrari telah menghabiskan biaya sebesar US$ 82.970 atau sekitar Rp 957 jutaan (Kurs Rp11.545 per US$). Biaya itu juga masih belum termasuk biaya teknis dan pengembangan riset yang dibutuhkan untuk mengkompensasi bobot mobil yang dihasilkan oleh sistem hybrid," papar Felisa
Pengembangan teknologi hybrid pada LaFerrari mengajarkan perusahaan bagaimana sistem hybrid secara signifikan dapat meningkatkan kinerja mobil sport mereka.
"Ferrari akan berusaha mengurangi emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar dengan menggunakan mesin turbocharged dan teknologi hibrida ringan," tutupnya. (Ysp/Igw)
Advertisement