Liputan6.com, Bangkok - Honda Motor Corporation (HMC) mulai merasakan lemahnya permintaan di pasar otomotif Thailand. Bahkan pabrikan telah memangkas kapasitas produksi menjadi 60%.
Memang, Thailand menjadi salah satu pasar otomotif terbesar di kawasan Asia Pasifik, harus menjadi tumbal dari konflik yang terjadi. Namun, dilansir dari Reuters, Minggu (25/5/2014), penjualan mobil HMC juga diprediksi terkoreksi di bawah target menyusul konflik yang terjadi di Negeri Gajah Putih dalam beberapa bulan terakhir.
Sektor industri otomotif telah merumahkan lebih dari 30 ribu tenaga kerja pada tahun ini dan memangkas kapasitas produksi menyusul terjun bebasnya penjualan. Merespons keadaan tersebut, Honda memutuskan untuk menghentikan secara sementara suntikan dana sebesar US$ 530 juta yang sebelumnya dijadwalkan pada April 2014 menjadi tahun depan.
"Kami khawatir dengan situasi yang tidak kondusif sejak awal tahun ini, baik situasi ekonomi dan politik," ujar Executive Vice President Honda Automobile Thailand, Pitak Pruittisarikorn.
Sekadar informasi, fasilitas produksi Honda di Ayutthaya mencapai 300 ribu unit per tahun, sementara pabrik baru yang akan dibangun di Prachinburi memiliki kapasitas tahunan sebesar 120 ribu unit.
Target penjualan perusahaan sebesar 160 ribu kendaraan tahun ini, kata Pita, kemungkinan tidak akan tercapai dan penjualan domestik secara keseluruhan akan turun menjadi di bawah satu juta mobil. Menilik data April, penjualan mobil domestik Thailand mengalami pernurunan sebesar 33,2%.
Produksi Mobil Honda di Thailand Goyang
Pabrikan telah memangkas kapasitas produksi menjadi 60%.
Advertisement