Liputan6.com, Beijing - Masyarakat Cina rupanya memiliki sentimen pribadi terhadap Jepang. Kedua negara tetangga ini telah memendam permusuhan sejak lama bahkan sebelum Perang Dunia II ketika Jepang mengekspansi Cina.
Rasa nasionalis masyarakat Cina yang cukup tinggi rupanya membuat mereka tidak memilih mobil buatan Jepang sebagai pertimbangan ketika akan membeli sebuah mobil. Menurut survei yang dilakukan oleh Bernstein Research menemukan bahwa 51% dari 40 ribu konsumen mobil di Cina yang disurvei tsama sekali idak akan mempertimbangkan mobil Jepang sebagai pilihan mobil mereka, seperti dilansir dari Wall Street Journal, Selasa (27/5/2014).
Sentimen masyarakat China terhadap Jepang yang begitu besar ini menjalar hingga ke pelosok kota di pedalaman. Penduduk yang tinggal di kota kecil pun enggan membeli mobil Jepang yang harganya lebih terjangkau dibandingkan mobil yang diproduksi oleh pabrikan Amerika Serikat atau Eropa.
Padahal, penduduk di kota-kota kecil merupakan fokus utama bagi para pabrikan mobil. Menurut Max Warburton, seorang analis dari Wall Street Journal, perasaan nasionalisme masyarakat China menjadi penghalang sehingga membuat merek Jepang dengan mobil premiumnya sekalipun akan berjuang untuk masuk ke pasar.
Sebagai alternatifnya, masyarakat China memilih mobil buatan pabrikan asal Jerman yang memiliki harga lebih terjangkau dibanding mobil Eropa lainnya. Alhasil, pasar mobil di Cina dikuasai oleh pabrikan Jerman.
Menurut studi dari Wall Street Journal, meskipun merek Jepang dipandang lebih baik dari merek Korea dan bahkan menghadirkan mobil dengan kenyamanan lebih baik dari mobil asal Jerman atau Amerika Serikat, fakta yang terjadi adalah hampir semua orang di China rupanya tetap memilih mobil buatan pabrikan asal Jerman.
Hal tersebut membuat pabrikan mobil asal Jepang berada pada posisi yang sulit untuk semakin meningkatkan penjualannya mereka karena tidak banyak yang dapat mereka lakukan untuk mengambil hati konsumen mobil di China.
Terlebih lagi pertumbuhan ekonomi dari negeri panda tersebut yang terus meningkat dari tahun ke tahun membuat kesejahteraan penduduknya ikut meningkat sehingga akan menjadi pasar potensial bagi pabrikan mobil di seluruh dunia untuk memasarkan produknya di China.
Setidaknya pabrikan mobil asal Jepang masih bisa mengambil hati masyarakat cina dengan mobil-mobil mewah yang memiliki fitur berlimpah. Sebab, sebagian masyarakat Cina hanya tertarik untuk membeli mobil seharga lebih dari US$ 48 ribu atau sekitar Rp 555 juta (Kurs Rp.11.577 per US$) membuat mereka mulai melirik untuk membeli mobil mewah dari pabrikan Jepang. (Ysp/Ahm)