Liputan6.com, London - Rasa kantuk masih menjadi salah satu momok menakutkan kala mengemudi. Bila kantuk menyerang, bisa dipastikan faktor keamanan akan turut menurun drastis.
Atas dasar ini, banyak inovasi yang dilakukan guna mencegah rasa kantuk selama berkendara. Diantaranya, pembuatan kursi yang mampu mendeteksi rasa kantuk kala mengemudi.
Kali ini, giliran Nottingham Trent University (NTU) yang turut menelurkan jok anti kantuk. Cara ini dilakukan dengan menyematkan alat electrocardiogram (ECG) atau pemantau detak jantung di sandaran kursi, seperti dilansir dari Motorauthority, Kamis (17/7/2014).
ECG berfungsi untuk mendeteksi detak jantung pengemudi. Informasi yang didapat oleh ECG selanjutnya dikirim ke sebuah sirkuit dimana informasi antara denyut jantung dan pernapasan diolah.
Sistem ini lantas diitegrasikan dengan active cruise control pada mobil. Fitur ini siap mengambil alih kemudi saat sopir terserang kantuk, sehingga kontrol kendaraan tetap terjaga.
Sayangnya, masih ada beberapa kalangan yang menolak penggunaan ECG ini. Atas alasan pelanggaran privasi, data tubuh yang diambil tersebut masih dianggap sebagai rahasia pribadi.
Meskipun mendapat penolakan, peneliti dari NTU tetap mengembangkan perangkat sensor ciptaannya tersebut. Rencananya, teknologi berbiaya mahal ini akan diujikan pertama kali untuk kendaraan komersial. Truk dan bus dianggap merupakan angkutan yang kerap menempuh jarak jauh, sehingga sopirnya rentan mengantuk.
Di masa depan, tak menutup kemungkinan teknologi ini akan diperluas untuk dapat diterapkan di mobil pribadi. (Ysp/Des)