Liputan6.com, California - Makin beragamnya kebutuhan manusia turut mendorong fitur-fitur baru. Hal ini tak luput di ranah otomotif. Dewasa ini, produsen mobil ternama turut menyisipkan beraneka fitur, mulai dari akses internet hingga sistem navigasi.
Meski banyak menguak sisi positif baru, nyatanya masih ditemukan celah di fitur-fitur canggih tersebut. Tak menutup kemungkinan, celah terbuka tersebut turut dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab, seperti hacker (peretas).
Para ahli, sebagaimana dilansir dari Inautonews, Jumat (1/8/2014), telah memperingatkan potensi masuknya peretas untuk mengendalikan mobil. Tahun lalu saja, dua ahli keamanan sukses menunjukkan bagaimana penjahat cyber masuk dan mengontrol Toyota Prius dan Ford Escape.
Dalam konferensi hacker, Def Con, di Las Vegas tahun lalu, Chris Velesek dan Charlie Miller secara gamblang menunjukkan betapa bahayanya aksi peretas yang mampu mengendalikan sistem pengereman ketika mobil tengah melaju kencang.
"Saya tidak peduli andai Anda meretas peramban atau kartu kredit. Namun, persoalan menjadi beda jika pada mobil. Nyawa dapat hilang secara mengerikan," ujar Valasek.
"Keamanan cyber menjadi perhatian global dan ancamannya terus tumbuh di segala aspek, termasuk otomotif,' tambah Jack Pokrzywa, Manager of Global Ground Vehicle Standarts SAE International.
Tak tinggal diam, kedua ahli keamanan itu pun memperkenalkan sebuah piranti yang diklaim bisa menangkal masuknya peretas ke sistem mobil.
Rencananya, piranti dengan algoritma komputer itu bisa mendeteksi dan mencegah perilaku tak normal pada sistem mobil. Di ajang hacking Black Hat, Las Vegas, bulan depan, piranti itu akan disingkap.