Sukses

Tanpa Naungan Grup, Posisi Aston Martin Kian Dilematis

Untuk bersaing dengan Maserati dan Bentley, mau tak mau pabrikan James Bond tersebut harus mencari strategi baru lewat pintu kerjasama.

Liputan6.com, London - Dewasa ini, kerjasama silang antar pabrikan otomotif dunia telah dianggap lumrah. Kali ini, giliran Daimler AG selaku perusahaan induk Mercedes Benz yang membuat kesepakatan dengan pabrikan Inggris, Aston Martin.

Kesepakatan yang ditandatangani per 31 Juli lalu menjadi kelanjutan dari kerja sama sebelumnya. Dikatakan, melalui jabat tangan ini, pihak Mercedes Benz AMG akan memasok mesin V8 untuk model terbaru Aston Martin di masa depan.

Melansir laman 4wheelnews, Jumat (8/8/2014), Daimler dan Aston Martin juga turut berdiskusi seputar kemungkinan teknologi dan platform milik pabrikan Stuttgart tersebut untuk dapat diadopsi oleh Aston Martin guna pengembangan SUV mereka.

Saat ini, Aston Martin sendiri merupakan satu dari sedikit pabrikan yang masih mampu berdiri sendiri. Artinya, pabrikan Inggris tersebut tak berada di bawah naungan sebuah grup tertentu. Namun, di sisi lain, untuk bersaing dengan Maserati dan Bentley, pabrikan James Bond tersebut harus mencari strategi baru, salah satunya dengan membuka pintu kerjasama.

Untuk menyokong keuangannya, Aston Martin pun harus menjual 37,5 persen porsi sahamnya pada Desember 2012 lalu. Hal ini dilakukan untuk mendatangkan lebih banyak lagi dana segar guna pengembangan beberapa model terbaru.

Tak hanya itu, untuk menggandeng pihak Daimler, Aston Martin pun harus rela untuk melego 5 persen sahamnya ke perusahaan induk Mercedes tersebut. Dengan mulai dilegonya saham Aston Martin, tak menutup kemungkinan di masa depan penyedia kendaraan James Bond tak lagi seratus persen 'nasionalis'.

Video Terkini