Sukses

5 Teknologi yang Bikin Pengemudi Makin 'Malas'

Teknologi yang sedianya mempermudah mobilitas manusia dalam berkendara nyatanya justru membuat pengemudi makin malas.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi turut mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk industri otomotif. Namun, teknologi yang sedianya dirancang untuk memudahkan mobilitas manusia di masa depan nyatanya punya dampak lain, yaitu potensial membuat pengemudi jadi malas.

Berikut lima teknologi mobil yang justri membuat pengemudi jadi makin malas, dilansir dari Carmudi, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

1. Mobil Otonomos

Teknologi ini memang menyasar para pengemudi yang malas bekendara. Dengan adanya otonomos, manusia bisa menghemat tenaga dan bisa bersantai ketika bepergian.



Sejumlah pabrikan tak mau ketinggalan untuk mengembangkan teknologi ini. Secara umum, otonomos bekerja berdasarkan kamera, sensor, radar, dan laser yang diintegrasikan dengan piranti lunak. Setelah dikalibrasi sesuai dengan pola-pola mengemudi serta kondisi jalan berikut rambu lalu lintas, mobil yang disematkan teknologi ini bisa beroperasi tanpa bantuan manusia.

2. Mobil Terbang

Teknologi 'khayalan' ini mulai diterapkan pada kendaraan-kendaraan, salah satunya PAL-V One. Ide tersebut tidaklah baru dan sudah pernah dilihat pada tahun 1917 lalu. Saat itu, Curtiss Autoplane menjadi sebuah kendaraan yang mampu terbang.



Pelaksanaan peraturan undang undang jenis-jenis kendaraan ini sebenarnya digunakan untuk layanan yang mendesak dan diperuntukan bagi para miliarder. Teknologi sangat ideal digunakan para pengendara yang malas meladeni macetnya jalan.

3. Mobil Jaringan

Dengan teknologi otomatis, bukan tak mungkin lisensi mengemudi lagi tidak lagi diperlukan. Mobil jaringan ditujukan bagi mereka yang tinggal di daerah ramai.



Teknologi ini memanfaatkan sebuah sistem yang memungkinan manusia menghubungi mobil melalui jaringan, dengan aplikasi smartphone. Kemudian, mobil akan mengantar si penemumpang berdasarkan rute yang sudah ditentukan sebelumnya.

Sejumlah pihak termasuk General Motors berencana melakukan uji-coba sistem ini di sejumlah kota besar di dunia pada 2020.

4. Mobil Listrik dengan Kapasitas Baterai Tinggi

Professor di Universitas Wollongong, Australia telah memiliki solusi baterai yang mampu menopang kinerja mobil listrik untuk jarak tempuh yang jauh.



Bahkan mereka mengklaim, temuannya ini memiliki kelebihan lima kali lebih efisien. Kelebihannya, pemilik kendaraan tidak perlu repot-repot mencari tempat pengisian baterai atau takut kehabisan daya ketika melakukan perjalanan jauh.

5. Mobil Hidrogen

Toyota VLC menjadi salah satu produk yang mengimplementasikan bahan bakar hidrogen sebagai sumber tenaga penggerak mesin.



Hidrogen adalah bahan bakar alternatif yang bisa diperoleh dari pelbagai sumber energi, termasuk tenaga surya dan angin. Ketika dikompresi, energi ini memiliki kepadatan yang lebih tinggi daripada baterai.

Bahan bakar hidrogen memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya hanya menghasilkan emisi berupa uap air dari proses reaksi antara hidrogen dan oksigen. Dalam sebuah pengujian mobil fuel cell Toyota bisa berjalan sejauh 700 km dengan kondisi tangki hidrogen terisi penuh. Mobil dengan bahan bakar hidrogen terbukti tidak mengeluarkan emisi CO2 atau zat-zat lain yang mencemari lingkungan. (Gst/Des)