Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah mengkonversi BBM ke BBG ditanggapi positif oleh PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) selaku pemegang merek Hino di Indonesia. Melalui Training Center yang dimiliki, HMSI siap menyediakan tenaga mekanik yang terlatih untuk melakukan perawatan kendaraan berbahan bakar CNG.
"Kami sudah memiliki pengalaman selama lima tahun merawat mesin bus berbahan bakar CNG yang digunakan oleh Trans Jakarta," ujar Irwan Supriono, Senior Executive Officer Service & Spare part HMSI beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Irwan menuturkan jika dalam melakukan perawatan bus berbahan bakar CNG diperlukan keahlian khusus. Oleh karena itu, Hino juga menyediakan mekanik khusus untuk menangani bus berbahan bakar CNG.
"Bus Trans Jakarta yang menggunakan Hino jumlahnya kira-kira hampir seratus unit dan kami menggunakan mekanik khusus untuk melakukan perawatan bus-bus tersebut," papar Irwan.
Perihal kasus bus Trans Jakarta yang terbakar beberapa waktu lalu, Santiko Wardoyo, Sales & Promotion Director HMSI, menjelaskan jika faktor maintenance dan infrastruktur antara Jakarta dengan negeri asal bus tersebut yang cukup berbeda dapat menjadi alasan mengapa sebuah bus dapat mudah terbakar atau cepat rusak.
"Kondisi infrastruktur di China dan Indonesia sangat berbeda, di China jalanannya cukup lebar dan tidak selalu terjadi kemacetan seperti di sini (Indonesia). Bila spesifikasi mesin kendaraan tidak sesuai dengan kondisi infrastruktur yang dilalui, tentu akan mempengaruhi kinerja komponen mesin kendaraan," ungkap Santiko.
Oleh karena itu, Santiko memastikan jika truk dan bus bermerek Hino yang ada di Indonesia memiliki spesifikasi teknis yang disesuaikan dengan kondisi demografi dan infrastruktur di Indonesia. Melalui program Total Support yang ditunjang oleh adanya Training Center, HMSI ingin meningkatkan pelayanan kepada konsumen terutama dalam hal perbaikan kendaraan yang ditunjang dengan peralatan yang mumpuni.
"Kami ingin mengoptimalkan masa pakai dan performa kendaraan hinga 100 persen dan biaya perawatan yang serendah mungkin," pungkas Santiko.