Liputan6.com, Jakarta - Tingginya angka penjualan sepeda motor di Indonesia rupanya tidak diimbangi pemahaman para pemotor mengenai tata cara berlalu lintas. Hal ini tentunya dapat membahayakan para pengguna jalan lainnya. Tak jarang kecelakaan terjadi akibat para pemotor yang kerap sembrono saat berkendara.
Berikut ini adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemotor yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (14/10/2014):
Gaya Sembrono Pemotor 1-2
1. Langsung memotong jalan setelah keluar gang
Sering dijumpai para pemotor yang keluar dari gang perumahan langsung nyelonong memotong jalan tanpa melihat kondisi lalu lintas sekitarnya. Parahnya, mereka juga kadang tidak menyalakan sein sebagai tanda ingin memotong jalan.
Hal ini tentu dapat membuat pengguna jalan di belakangnya kaget dan dapat menyebabkan insiden.
Sebaiknya saat keluar dari gang, pastikan kondisi lalu lintas tidak dalam kondisi ramai. Saat akan berpindah jalur pun jangan langsung memotong saat lalu lintas sedang ramai namun berpindahlah dengan perlahan dan mengambil haluan yang tidak menyerong.
2. Belok tidak menyalakan sen/lupa mematikan sen
Hampir sama seperti nomor satu, para pemotor juga kerap belok atau berpindah jalur namun tidak menyalakan sen. Hal ini tentu membuat pengguna jalan di belakangnya bingung ke arah mana motor ini akan melaju.
Hal berlawanan dilakukan oleh orang yang lupa mematikan lampu sen. Meskpun kerap memberi tanda, mereka yang lupa mematikan sen kadang juga membuat pengendara yang ada di belakangnya bingung karena tidak kunjung berbelok atau pindah jalur karena lampu sen yang lupa dimatikan.
Advertisement
Gaya Sembrono Pemotor 3-4
3. Melaju dengan kecepatan rendah di tengah-tengah jalan
Pemotor yang melaju di tengah jalan dengan kecepatan rendah sebenarnya dapat membahayakan. Hal ini disebabkan karena pengguna jalan menjadi sulit saat akan mendahului atau melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Jika sedang melaju dalam kecepatan yang rendah, sebaiknya berada pada sisi kiri jalan sehingga dapat memberi kesempatan kendaraan yang melaju lebih cepat untuk mendahului dengan leluasa.
4. Berkirim pesan saat berkendara
Berkirim pesan melalui ponsel saat mengendarai sepeda motor amat berbahaya. Selain konsentrasi terpecah, keseimbangan pun juga berkurang karena satu tangan digunakan untuk memegang ponsel.
Jika sekiranya ingin menjawab pesan penting, sebaiknya menepi sejenak atau jika berboncengan dapat meminta tolong penumpang untuk membalas pesan penting tersebut.
Gaya Sembrono Pemotor 5-6
5 Tidak pakai helm
Hal ini sudah pasti membahayakan bagi pengendara. Meskipun melaju dengan kecepatan rendah di jalan raya, bukan berarti tidak perlu menggunakan helm.
Jika melihat kondisi lalu lintas kota besar di Indonesia yang kadang tak bisa di prediksi, alangkah baiknya pemotor menggunakan helm saat berkendara di jalan raya.
6. Boncengan lebih dari 2 Orang
Kerap dijumpai para remaja yang berboncengan lebih dari 2 orang. Tak hanya itu saja, sebagian besar dari mereka juga tidak ada yang menggunakan helm.
Hal ini tentu sangat membahayakan karena dengan berboncengan lebih dari 2 orang membuat pengendalian motor semakin berat sehingga motor sulit melaju dengan normal.
Advertisement
Gaya Sembrono Pemotor 7-8
7. Menerobos marka jalan
Sebagai kendaraan yang sangat dinamis dan lincah, menggunakan sepeda motor akan lebih mudah ketika selap-selip di keramaian lalu lintas. Garis marka jalan dibuat untuk membuat kondisi lalu lintas tertib.
Sayangnya, beberapa pemotor kerap melanggar marka atau garis-garis yang ada di jalan. Contohnya yakni saat berhenti di lampu merah melewati garis batas berhenti untuk kendaraan. Selain itu saat melaju, pemotor pun sering melawan arus dengan melewati garis marka tidak putus-putus.
8. Jalan di trotoar
Menggunakan sepeda motor akan lebih mudah ketika selap-selip di keramaian lalu lintas. Meskipun sudah lebih cepat, masih banyak para pemotor nekat untuk menggunakan trotoar saat sedang terjadi kemacetan.
Hal ini sangat dilarang karena telah merampas hak-hak pejalan kaki. Saat pemotor menggunakan trotoar, ruang bagi para pejalan kaki menjadi menyempit atau bahkan hilang sama sekali. (Ysp/Des)