Liputan6.com, Jakarta - Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga BBM bersubsidi membuat para pemilik kendaraan memutar otak. Dari sekian cara, penggunaan aditif menjadi solusi alternatif dalam meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar pada kendaraan.
Setidaknya ada tiga kategori aditif yang tersedia di pasaran, organometalic (TEL, MMT, dll), komponen bleding (HOMC), dan oksigenant (MTBE, TAME, dll).
Secara umum, fungsi aditif adalah meningkatkan kualitas bahan bakar. Artinya, banyak pemilik kendaraan memanfaatkan cairan untuk meningkatkan bilangan oktan pada bahan bensin yang digunakan.
-
Jenis-jenis aditif
- Aditif anti ketuk guna meningkatkan angka oktan
- Aditif combustion deposit modifer untuk mencegah terjadinya akumulasi deposit
- Aditif inhibitor oksidasi untuk mecegah oksidai dan pembentukan getah
- Aditif inhibitor karat untuk menghindari terbentuknya korosi
- Aditif emulsifer untuk mengehar emulasi karena adanya kandungan air pada bahan bakar.
Sementara, aditif yang berfungsi sebagai peningkat bilangan angka oktana merupakan senyawa oksigenat, senyawa eter seperti methyl tertier buthyl ether (MTBE), tertiary-amyl methyl ether (TAME), senyawa alkohol seperti etanol, dan tertiary butyl alcohol (TBA).
Nah, cairan inilah yang umumnya digunakan para pemilik kendaraan untuk melakukan penghematan bahan bakar. Namun apa untung-rugi atas penggunaan cairan aditif?
Penggunaan aditif sendiri belum mendapat restu resmi baik dari pemerintah maupun produsen kendaraan. Untuk aditif yang menggunakan senyawa berbasis logam atau metilsoklopendtadienil manganese tricarboni (MMT) bisa mengganggu sistem pengapian, sensor oksigen, koverter dan deposit pada dinding silinder. Pemakaian aditif MMT di Amerika Serikat (AS) dan Kanada dibatasai sebanyak 8,2 mg/liter bensin.
Sementara disiklopentadienel iron (Ferrocene), penggunaannya sangat dibatasi di AS karena merupakan logam berat yang bisa mengikis ring piston, silinder, dan gangguan pada pengapian.
Demikian pula TEL dan MTBE. Meskipun baik dalam meningkatkan bilangan oktan. Penggunaan aditif berjenis itu nyatanya memiliki dampak negatif bagi lingkungah hidup.
Oleh karena itu, aditif bensin yang tepat adalah yang tidak merubah sifat karakteristik dan spesifikasi bahan bakar. Jika aditif merupakan peningkat bilangan oktan atau octane booster tidak boleh merubah berat jenis atau titik didih bahan bakar. Apabila merubah sifat bahan bakar, maka aditif tersebut tidak baik untuk kesehatan kendaraan, khususnya mesin. (Gst/Des)