Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa Outlander maut bernomor polisi B1658PJE yang terjadi pada Selasa (19/1/2015) malam menelan korban tak hanya mobil pelaku, namun juga korban jiwa pengguna jalan lain.
Akibat aksi urakan sang pengendara, Christopher, korban jiwa pun melayang, baik itu pengguna roda dua maupun roda empat.
Walau ajal tak dapat dihindari, namun, untuk mencegah terhindar dari perilaku berkendara serampangan serupa di jalan raya, terdapat suatu teknik berkendara waspada yang dikenal dengan nama Defensive Driving.
Defensive Driving tak sekedar berhenti pada kemampuan dasar mengemudikan kendaraan. Dapat dibilang, Defensive Driving adalah strategi berkendara yang diterapkan oleh pengemudi untuk keamanan.
Lantas, apa saja gaya berkendara ala Defensive Driving? Berikut ulasannya dari Liputan6.com
>>> Silahkan Klik Laman Selanjutnya.
Fokus & Sikap Berkendara
1. Fokus dan Sikap Siaga
Fokus dan jaga kedua tangan Anda tetap siaga di tepi kemudi. Selama berkendara, pengemudi defensif tak melakukan kegiatan lain seperti makan, bermain ponsel dengan tangan, dan lain-lain yang cenderung membagi konsentrasi.
2. Pandangan Siaga
Bekendara defensif identik dengan antisipasi dini. Untuk itu, pandangan Anda wajib untuk tetap menyapu seluruh jalan, baik di depan maupun belakang atau samping secara rutin selama berkendara.
Tujuannya, untuk mengetahui arus kendaraan dan situasi lalu lintas yang mungkin terjadi secara dini. Hal tersebut dapat berupa arus lalu lintas yang melambat, antisipasi gerakan kendaraan yang ada di depan, dan lain-lain.
3. Waspada Kondisi Pribadi
Menepilah atau berhenti berkendara jika Anda telah merasa lelah ataupun berada dalam kondisi mood yang kurang baik. Tanpa disadari, kondisi lelah dan mood yang tak prima akan mempengaruhi kualitas berkendara Anda.
Advertisement
Lalu-Lintas
4. Sesuaikan Arus
Berkendara sembrono dengan kecepatan di atas rata-rata jelas berbahaya bagi keselamatan di jalan raya. Namun, faktanya, berkendara di bawah rata-rata kecepatan lalu lintas yang ada juga tak kalah berbahaya.
Maka itu, sesuaikanlah kecepatan kendaraan Anda dengan rata-rata arus lalu lintas yang ada.
5. Perhatikan Jarak
Jaga jarak. Walaupun istilah lalu lintas tersebut kerap terdengar, faktanya banyak pengendara tak mampu mempraktikan hal tersebut dengan baik. Dalam mengemudi defensif, Anda diwajibkan untuk selalu awas untuk menjaga jarak. Apa maksudnya?
Jaga jarak tak hanya dilakukan terhadap kendaraan di depan Anda, namun juga terhadap kendaraan di belakang Anda. Bukan tak mungkin, pengemudi di belakang Anda kurang awas sehingga berpotensi menabrak Anda andai terjadi pengereman mendadak.
Jika pengemudi di belakang Anda tetap menempel kendaraan Anda dalam kecepatan tinggi, maka ada baiknya Anda memberi jalan. Pasalnya, kerap banyak kejadian pengemudi ditabrak dari belakang lewat hal serupa.
6. Buat Tanda
Baik roda dua ataupun empat modern telah dilengkapi dengan berbagai lampu atau tanda keamanan. Lampu sein contohnya, wajib digunakan untuk berbelok. Pada mobil, bahkan terdapat lampu hazzard untuk kondisi tertentu serta daylight running light.
Berbagai fitur ini tentu disematkan untuk mendukung keamanan berkendara, sehingga keberadaan dan tujuan Anda dipahami oleh pengendara lain.
Emosi
7. Tahan Emosi
Selain kemampuan menguasai kendaraan yang baik, hal lain yang wajib diperhatikan adalah emosi psikis kala berkendara. Di kondisi jalanan yang semrawut, bukan tak mungkin kondisi tersebut akan turut menguji ketahanan emosi Anda.
Tak jarang, ulah pengendara lain akan menaikkan tensi emosi Anda. Namun demikian, untuk kebaikan pribadi, Anda tak perlu terpancing dan turut meladeni aksinya.
8. Perhatikan Kondisi Jalan
Jangan terbawa emosi ingin cepat sampai di tujuan. Pahami kondisi jalanan. Walaupun hujan ringan, kondisi jalan yang cenderung basah wajib jadi perhatian.
Demikian pula pada kondisi jalan yang lenggang, jangan sampai membuat Anda lengah dan cenderung ingin menekan gas sekuat-kuatnya. (Des/Des)
Advertisement