Apa Istimewanya Mobil Rongsokan Seharga Rp 395 M Ini?

Ferrari California Spyder — Harta karun berupa mobil-mobil klasik yang sebelumnya ditemukan mendekam di sebuah gudang terjual seharga £ 20 juta (Foto: http://www.telegraph.co.uk/)

Liputan6.com, Paris - Harta karun berupa mobil-mobil bekas yang sebelumnya ditemukan di sebuah gudang berhasil terjual seharga 20 juta pound sterling atau sekira Rp 395 miliar (Kurs: Rp 19.726/£) pada sebuah pelelangan. Dari sekian banyak mobil "rongsokan" tersebut, Ferrari California Spyder terjual paling mahal, yaitu 11,8 juta pound sterling.

Melansir Telegraph pada Selasa (24/2/2015), ke-29 mobil rongsokan ditemukan di dalam dan di luar garasi di sebuah peternakan di Perancis oleh cucu pemilik sebelumnya akhir tahun lalu. Rongsokan ini kemudian di jual di lelang Artcurial Motorcars pada Setromobile Show, Paris.

1961 Ferrari 250GT SWB California Spyder dengan lampu tertutup terjual sangat mahal karena langka. Mobil ini adalah satu dari 37 model percontohan yang mana satu diantaranya telah dinyatakan hilang.

Selain Ferrari California Spyder, ada pula 1956 Maserati A6G Gran Sport yang hanya diproduksi 3 unit di dunia yang terjual dengan harga 1,4 juta pound sterling dan Talbot Lago T26 Grand Sport SWB dengan harga lebih dari 1,2 juta pound sterling.

Sementara itu, koleksi mobil bekas yang terjual dengan harga terendah adalah 1987 Lancia Thema yang dibanderol 5.000 pound sterling saja.

>>>Klik halaman selanjutnya

2 dari 2 halaman

Sejarahnya

Awalnya, mobil-mobil ini dikoleksi oleh Roger Baillon, seorang pengusaha transportasi yang memang memiiliki impian untuk memiliki museum mobil. Sayangnya, usahanya bangkrut dan dirinya mengalami kesulitan keuangan.

Untuk menutupi kebangkrutannya, 50 mobil dijual. Sisanya tidak terjual dan hanya teronggok di gudang.

Baillon kemudian meninggal sekitar 10 tahun lalu. Anaknya, Jacques, kemudian mewarisi koleksinya. Jacques sendiri meninggal setahun yang lalu. Mobil ini akhirnya jatuh ke tangan cucunya dan memutuskan untuk melelang seluruh koleksi kakeknya.

(Rio/Gst)