Liputan6.com, Mazar-e-sharif - Menjadi sopir taksi lazimnya merupakan profesi yang digeluti oleh laki-laki, terlebih di negara yang masih tradisional dan patriarkis seperti Afghanistan.
Meskipun begitu, akan selalu ada pengecualian, termasuk sopir taksi. Adalah Sara Bahayi, seorang perempuan yang mencatatkan diri sebagai sopir taksi pertama di Afghanistan.
"Saya bangga bahwa saya seorang sopir taksi. Saya melayani Afghanistan dan masyarakatnya," kata Sara seperti yang dikutip dari Autoblog, Sabtu (28/2/2015).
Advertisement
Apa yang dilakukan Sara ternyata mendorong perempuan lain untuk berkecimpung di profesi serupa. Diketahui, sejak sara menjalankan profesinya 2 tahun ke belakang, telah ada 15 perempuan lain yang mengikuti jejaknya.
"Jika ada sopir perempuan lainnya, itu akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman," tambahnya.
Menurut Sara, apa yang dilakukannya merupakan bentuk independensi perempuan yang selama ini dianggap oleh masyarakat tidak bisa hidup tanpa laki-laki.
"Sampai kapan perempuan tergantung pada penghasilan laki-laki?" tanya Sara. "Saya ingin independen untuk diri sendiri."
>>>Klik laman berikutnya
Diupah Rp 200 ribuan
Karir Sara bukan tanpa rintangan. Ia hanya menghasilkan upah US$ 9 hingga 18 atau sekira Rp 116 hingga Rp 233 ribu per harinya (Kurs: Rp 12.931/US$).
Lebih parah, sejak dia mulai menjadi sopir taksi di kota Mazar-e-sharif, dia seringkali menerima ancaman pembunuhan dari orang tidak dikenal.
Sementara itu, kampanye berkendara yang lebih terpadu sedang digalakkan di dekat Arab Saudi. Hal ini berkaitan dengan aturan di beberapa negara Arab yang melarang perempuan berkendara sama sekali. Tentu, Sara Bahayi dapat menjadi simbol kampanye tersebut.
(Rio/Gst)
Advertisement