Sukses

Ranger Jadi Jagoan Ford di ASEAN

Sepanjang tahun lalu, dari 100 ribu penjualan Ford, 50 persen di antaranya berasal dari Ranger.

Liputan6.com, Bangkok - Ford nyatanya cukup sukses dalam membuai konsumen yang membutuhkan kendaran yang tak cuma tangguh tapi juga canggih, Ranger. Sepanjang tahun lalu, dari 100 ribu penjualan, 50 persen di antaranya berasal dari Ranger.

President Ford ASEAN, Matt Bradley, mengklaim bahwa Ranger merupakan pioner pikap canggih yang sangat diterima konsumen global, terutama ASEAN. "Sejak 2013, Ranger menjadi pemimpin pasar di Thailand. Tak cuma itu, penjualannya pun cukup bagus di Filipina, Vietnam, dan Kamboja," paparnya.

Diakui Ford, kesuksesan ini tak terlepas dari strategi One Ford. Di mana, mereka mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan dari pelanggan. Di Indonesia, konsumen Ranger umumnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan perkebunan. Selain itu, pribadi yang hobi jalan-jalan pun suka menggunakan Ranger.

"Pasar di Indonesia, terbilang relatif kecil dibandingkan pasar lain di Asia Pasifik. Namun ada peluang pertumbuhan di sektor mining dan perkebunan," imbuh dia saat sesi wawancara dengan wartawan Indonesia.

Produksi New Ranger

Memperkenalkan New Ranger di Bangkok International Motor Show 2015 merupakan cara jitu pabrikan asal Amerika Serikat (AS) ini untuk mempertahankan posisi dan meningkatkan pasarnya. Tak luput, jaringan penjualan pun turut digenjot Ford di wilayah-wilayah potensial.

"Kita kejar ke daerah Palu dan wilayah-wilayah yang potensinya cukup besar untuk kendaraan jenis ini," jelas Bagus Susanto selaku Managing Director PT Ford Motor Indonesia (FMI).

Untuk New Ranger sendiri, lanjut Bagus, akan diproduksi pabrik Ford yang berada di Thailand, Afrika Selatan, dan Argentina.

"New Ranger diproduksi di 3 negara dan akan dikirim ke 180 pasar," jelas dia. Sementara itu, Bagus belum bisa memastikan kapan New Ranger masuk ke pasar nasional. Namun, dia membeberkan akan menetaskan tiga model baru di Indonesia tahun ini.

(gst/ian) 

Video Terkini