Liputan6.com, Mataram - PT Pertamina (Persero) berencana untuk menelurkan bensin jenis baru bernama Pertalite. Bahan bakar dengan oktan 90 ini disebutkan untuk menggantikan premium yang memiliki oktan 88.
Menanggapi hal ini Product Planning Expert PT Mazda Motor Indonesia Bonar Pakpahan mengatakan pihaknya belum bisa banyak berkomentar terkait Pertalite. Pasalnya, kententuan maupun informasi resmi mengenai BBM jenis ini masih abu-abu.
"Selama kami belum menerima spesifikasi resmi dari Pertamina mengenai bahan bakar ini kami belum bisa berkomentar banyak. Selama ini kami terima banyak versi ada yang bilang RON 90, ada juga RON 91 sementara sepanjang pengetahuan saya, Pertamina sendiri belum mengeluarkan rilis informasi resmi. Jadi belum bisa komentar banyak," katanya di sela-sela acara All New Mazda2 E-Halt Challenge di Mataram, Lombok, Jumat (24/4/2015).
"Idealnya kalau kami sudah menerima informasi spesifikasi resmi dari Pertamina mengenai kandungan dari bensin ini kami baru bisa berkomentar. Kalau sudah keluar kami pasti akan melakukan serangkaian uji coba untuk mengetahui bensin ini oke atau tidak," tambah Bonar.
Dia menambahkan pihaknya tetap mengacu pada teknis yang dianjurkan dari prinsipal. Kalau standar yang ada dibuku manual setiap mobil Mazda dianjurkan menggunakan bensin RON 90 atau lebih.
"Mazda bikin mobil dengan teknologi tertinggi yang meminta bensin dengan spesifikasi tertentu. Jadi kami kembalikan lagi ke konsumen, kalau menginginkan mendapat performa maksimal gunakan bensin yang telah direkomendasikan," katanya.
Lebih lanjut Bonar menyampaikan jika pengguna mobil Mazda menggunakan BBM yang tidak sesuai anjuran pabrikan maka dalam waktu panjang akan mengakibatkan kerusakan pada mesin.
"Efek penggunaan RON di bawah standar biasanya penumpukan karbon tapi ini jangka waktunya cukup lama tidak dalam hitungan minggu atau bulan. Tapi dalam jangka panjang penggunaan bensin dengan RON yang tidak sesuai atau di bawah rekomendasi itu bisa menimbulkan penumpukan karbon pada klep, ujung-ujungnya terjadi penurunan tenaga yang bisa menimbulkan kerusakan," katanya.
Ia menambahkan, penumpukan karbon itu tidak semata-mata disebabkan bensin itu sendiri tetapi juga gaya mengemudi. "Situasi kendaraan itu dipakai kesehariannya lalu apakah mobil rutin dirawat sesuai rekomendasi pabrikan bisa mempengaruhi penumpukan karbon,"
Karena sampai saat ini belum ada kejelasan dari Pertalite, Mazda berharap segala ketentuan dan kepastian bensin jenis baru tersebut dapat dirilis Pertamina.
"Kami berharap Pertamina dapat segera mengeluarkan pengumuman seperti data spesifikasi, kapan bensin ini resmi dipasarkan dan dijualnya di mana saja, apakah serentak atau dari kota besar." pungkasnya.
(ian/sts)