Liputan6.com, Jakarta - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serika (AS) sedikit banyak berpengaruh terhadap industri otomotif Indonesia. Harga per unit yang semakin mahal atau menurunnya tingkat penjualan adalah konsekuensi yang paling jelas.
Meskipun demikian, Nissan, salah satu pabrikan otomotif Indonesia, menegaskan bahwa mereka belum akan menaikkan harga. Hal ini diucapkan oleh Budi Nur Mukmin, General Manager of Marketing Strategy and Product Planning Nissan Motor Indonesia di Jakarta pada Selasa (28/4/2015).
"Kita belum ada keputusan menaikkan harga," kata Budi. Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa meskipun ongkos produksi naik, tetapi kenaikan harga bisa diantisipasi. "Apa kemudian hari ada penaikkan harga? Mungkin saja, tapi bisa kita tahan," katanya.
Advertisement
Budi juga menambahkan bahwa jika tren penjualan mobil stabil, menaikkan harga tidak akan dilakukan. "Kalau trennya stabil, itu lebih baik," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman MR, mengatakan hal serupa. Menurutnya, pengaruh pelemahan rupiah tidak tidak terlihat. Bahkan, berbagai diskon masih diberikan pabrikan otomotif.
Menurut Sudirman, untuk meminimalisir dampak pelemahan rupiah, industri otomotif punya caranya masing-masing tanpa merugikan konsumen. Salah satu caranya adalah melakukan efisiensi di berbagai sektor, kecuali penurunan kualitas komponen.
(rio/sts)