Liputan6.com, Heathrow - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh American Automobile Association (AAA) menyimpulkan bahwa selain membahayakan dirinya sendiri, pengemudi remaja juga merupakan ancaman bagi siapapun di jalanan.
Melansir Autospies pada Jumat (29/5/2015), menurut AAA Foundation for Traffic Safety, hampir 3.000 orang meninggal dunia dalam kecelakaan yang melibatkan remaja serta 400 ribu lainnya terluka di di Amerika Serikat (AS) tahun lalu.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hampir dua pertiga korban yang terluka atau meninggal dunia tersebut merupakan orang yang mengendarai mobil saat kecelakaan berlangsung.
Advertisement
"Tingkat kecelakaan remaja lebih tinggi dari kelompok usia manapun, dan data ini mengonfirmasi bahwa tabrakan tersebut juga meluas melampaui mereka yang berada di belakang kemudi," kata Presiden dan CEO AAA Foundation for Traffic Safety.
Adapun data penelitian yang dilakukan AAA ini diambil dari Fatality Analysis Reporting System (FARS). Menurut AAA, kecelakaan ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman berkendara, antusiasme masa muda serta hilangnya konsentrasi.
Sebelumnya, AAA juga pernah merilis penelitian lain tentang kebiasaan buruk remaja saat mengemudi. Salah satu kebiasaan buruk itu, kata penelitian tersebut, adalah menggunakan ponsel, bersolek, bahkan hingga berjoget.
(rio/gst)