Liputan6.com, Jakarta - Saat ini penggunaan mesin tiga silinder pada mobil menjadi tren baru termasuk juga bagi agen pemegang merek (APM) di Tanah Air. Namun begitu, sebelum era mobil bermesin tiga silinder booming, Daihatsu telah lama memproduksi mobil dengan jenis mesin tersebut.
Jauh sebelum era Ayla ataupun Xenia, Daihatsu telah memasarkan kendaraan berjenis microbus di Indonesia dengan mesin tiga silinder yang dikenal sebagai Hijet. Model ini pertama kali hadir di Tanah Air pada 1968 dengan model pertamanya yaitu Hijet S37. Saat itu, Hijet S37 didatangkan secara completely built up (CBU).
Hijet pun terus mengalami evolusi hingga puncaknya hadir pada 1983Â sebagai Hijet 1000 dengan mengusung mesin berkapasitas 1.000 cc atau 1,0 liter. Pada model ini, Daihatsu melakukan penyegaran menyeluruh baik interior maupun eksterior.Â
Eksistensi Hijet 1000 pun tidak habis, melainkan berganti nama sebagai Daihatsu Zebra pada 1986. Di awal kemunculannya, Daihatsu Zebra masih menggunakan mesin tiga silinder berkapasitas 1,0 liter peninggalan Hijet.
Tak hanya memasarkan minibus, Daihatsu juga melepas hatchback mungil bermesin tiga silinder 1,0 liter yang dikenal sebagai Daihatsu Charade. Tak luput, Daihatsu juga menelurkan varian Charade Turbo pada 1985 dengan output mencapai 100 Tk. Tak heran jika mobil ini di eranya sempat booming karena desainnya yang modis digemari kawula muda.
Jaman pun terus berganti, namun Daihatsu tetap setia melahirkan mobil bermesin tiga silinder untuk konsumen di Indonesia. Setelah Charade dan Zebra pensiun, Daihatsu merilis Ceria yang merupakan city car bermesin tiga silinder.
Ceria hadir di awal millenium ketiga atau tepatnya pada awal 2000. Mesin yang digunakan oleh city car ini berjenis 3 silinder 850 cc. Dari hasil penelusuran Liputan6.com, Ceria sempat eksis selama enam tahun dan berhenti dipasarkan di Indonesia pada 2006.
Dijelaskan, Ceria termasuk mobil seperti cabe rawit. Meskipun mungil, kecepatan maksimumnya dikabarkan mampu tembus hingga 150 km/jam.
Kiprah mesin tiga silinder Daihatsu pun terus eksis hingga satu dasawarsa terakhir. Produsen berlambang huruf 'D' itu kemudian memperkenalkan Xenia.
Daihatsu Xenia menjadi salah satu MPV yang paling laris di Indonesia dan dijuluki sebagai multi purpose vehicle (MPV) sejuta umat. Saking populernya, Daihatsu Xenia pun mudah dijumpai hingga ke kota-kota kecil. Bahkan kabarnya, pada penyegarannya yang meluncur dalam waktu dekat, Xenia tetap hadir dengan varian mesin tiga silinder berkapasitas 1,0 liter.
Selain Xenia, Daihatsu kemudian memperkenalkan city car yang bermain di segmen Low Cost Green Car (LCGC) yang diberi nama Ayla. Meskipun bermain di segmen mobil terjangkau, Daihatsu Ayla tetap didukung fitur keselamatan terkini antara lain dual SRS airbags ini ditempatkan pada posisi pengemudi dan penumpang depan yang terdapat pada tipe X. Selain itu, varian ini juga telah mengadopsi fitur pretensioner & force limiter seat belt untuk mamaksimalkan keselamatan pengguna saat kecelakaan.
(ysp/ian/sts)