Sukses

CEO JLR: Konsumen Tidak Terkesan dengan Mobil Listrik

CEO Jaguar Land Rover mengatakan bahwa baterai untuk mobil listrik saat ini masih jauh dari mumpuni.

Liputan6.com, Birmingham - Mobil listrik dengan sumber tenaga dari baterai mungkin merupakan jawaban atas masalah polusi udara yang dihasilkan mobil konvensional. Tetapi ternyata, tidak semua orang puas dengan teknologi tersebut saat ini.

Salah satu pihak yang belum teryakinkan oleh mobil listrik yang ada saat ini adalah CEO Jaguar Land Rover (JLR), Ralf Speth. "Konsumen tidak terkesan dengan itu saat ini," katanya dikutip dari Autoblog pada Rabu (24/6/2015).

Speth menjelaskan, teknologi baterai yang digunakan terlalu berat dan mahal, tetapi dengan kepadatan daya yang justru terlalu rendah. Karena itu pula, menurutnya, kenapa pabrikan asal Inggris belum berhasil dalam mengembangkan mobil listrik.

"Itulah mengapa pabrikan Inggris belum juga membawa mobil listrik ke pasar, mengapa mereka tidak melanjutnya proyek mobil super hybrid-turbine C-X75, dan mengapa mereka hanya menawarkan versi hibrida untuk Range Rover," katanya.

Untuk mengusul ketertinggalan itulah Speth berpendapat bahwa proyek mobil listrik harus tetap dikembangkan. "Baterai generasi selanjutnya harus lebih padat, memiliki berat badan rendah dan biaya yang lebih murah," prediksinya.

Menurut sumber yang sama, secara implisit Speth menginginkan baterai yang didambakannya tersebut berasal dari pabrik JLR. Apalagi, JLR sampai saat ini terus berinvestasi untuk riset dan pengembangan mobil listrik.

(rio/ian/sts)