Liputan6.com, Jakarta - PT Mazda Motor Indonesia (MMI) nampaknya masih optimistis target yang dicanangan tahun ini tercapai. Padahal, hingga Mei lalu, penjualan mobil nasional secara ritel merosot 13,7 persen.
"Kami tidak ada revisi. Masih 10 ribu unit untuk tahun ini," kata Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia Astrid Ariani Wijana, di Jakarta, Selasa (7/7) malam.
Optimisme Astrid ini berkaca pada hasil penjualan ritel Mazda pada semester I yang telah mencapai 4.806 unit. Dengan kata lain, pabrikan asal Jepang ini telah mengantongi separuh dari target penjualan.
"Penjualan masih didominasi Mazda2 sekitar 47 persen, kemudian CX5 sekitar 32 persen," imbuh dia.
Menanggapi Peraturan Bank Indonesia, yang mengubah biaya uang muka kepemilikan kendaraan roda dua dari 25 persen menjadi 20 persen dari total harga, Mazda menyambut positif aturan tersebut. Menurutnya, ini baik untuk mengembalikan daya beli konsumen.
"Kalau dulu, misalnya butuh Rp 100 juta untuk DP sekarang hanya Rp 70 juta. Secara logika kan bisa membuat ini (pembelian) naik," katanya. Meskipun, ia tak bisa memproyeksi berapa kenaikan yang bakal digenggam Mazda dari dampak pelonggaran uang muka ini.
Tapi yang pasti, ia yakin pelonggaran uang muka ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Sehingga tingkat konsumsi yang naik akan baik untuk roda perekonomian yang lebih sehat.
(gst/sts)
Penjualan Mobil Nasional Jeblok, Mazda Tak Revisi Target
Optimisme ini berkaca pada hasil penjualan ritel Mazda pada semester I yang telah mencapai 4.806 unit.
Advertisement