Sukses

Kerusakan Jalan Tingkatkan Emisi Gas Buang Kendaraan

Sebuah riset menunjukkan adanya hubungan antara rusaknya jalan dan meningkatnya emisi gas buang kendaraan.

Liputan6.com, Solo - Sebuah riset yang dipublikasikan di Jurnal Teknik Sipil UNS menunjukkan adanya hubungan antara rusaknya jalan dan emisi gas buang kendaraan. Semakin rusak jalan, maka semakin tinggi pula emisi gas buangnya.

Menurut riset yang dipublikasikan pada November 2014 tersebut, terjadi penurunan kecepatan rata-rata sebesar 55 persen di jalan dengan kondisi jelek atau very poor. Di kondisi jalan tersebut, diketahui emisi gas buang kendaraan rata-rata meningkat sebesar 2,49 persen dibanding dengan jalan dengan kondisi sangat baik.

Jumlah tersebut merupakan nilai rata-rata enam data emisi yang diperoleh dari puluhan ribu kendaraan (motor, bus, hingga truk), yaitu CO, CO2, NO2, PM, dan SO2.

Hasil riset ini mengkonfirmasi riset sebelumnya yang pernah dilakukan oleh peneliti luar negeri seperti Sean Beevers (2005) dan Nagui Frey (2006).

Beevers misalnya, mengatakan bahwa kendaraan yang melaju dalam keadaan lambat memancarkan proporsi NO2 lebih besar, terutama kendaraan besar bermesin diesel. Sementara Frey mengatakan bahwa tingkat Emisi relatif menurun pada kecepatan rata-rata kendaraan yang tinggi.

Adapun riset ini dilakukan di jalan Kartosuro-Klaten yang menghubungkan Solo dengan Yogyakarta dengan panjang sekira 21.600 meter. Di jalan tersebut, terdapat cukup banyak kerusakan jalan, termasuk patching, potholes, aligator cracking, dan rutting.

Melalui hasil riset yang diketuai Irvan Kusdiantoro ini, diketahui bahwa mencegah emisi gas buang yang tinggi tidak bisa dilakukan hanya dari sisi kendaraannya saja, tetapi juga sarana yang juga harus memadai.

(rio/ian)

Video Terkini