Sukses

Deretan Mobil Produksi Putra-Putri Indonesia

Berikut adalah lima mobil produksi putra putri Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak bisa dipungkiri, negara-negara seperti Jepang dan Jerman adalah produsen mobil kelas wahid di Indonesia. Desain yang ciamik serta menawarkan kendaraan dengan mesin yang mumpuni, jadi faktor mobil-mobil tersebut laris di pasar dunia.

Salah satu pasar industri mobil dunia adalah Indonesia. Hal ini tentu saja disebabkan karena pasar yang begitu besar dengan populasi 200 juta jiwa lebih. Banyak pabrikan mengakui hal tersebut.

Tetapi, tidak banyak yang mengetahui, selain hanya menjadi pasar merek-merek terkenal, telah ada beberapa mobil yang diciptakan sendiri oleh putra-putri Tanah Air. Jumlah yang masih sangat minim membuatnya tidak terlalu terkenal.

Dalam buku Go Go Indonesia, Apri Subagio memberikan beberapa fakta menarik tentang hal ini. Dalam buku tersebut, setidaknya terdapat beberapa mobil yang pernah dan masih diproduksi oleh produsen Tanah Air.

Apa saja mobil-mobil tersebut? Berikut lima di antaranya:

Komodo

Mobil Komodo diproduksi oleh PT Fin Komodo Teknologi. Mobil nasional jenis cruiser ini umumnya digunakan sebagai kendaraan offroad. Meskipun begitu, Komodo juga bisa digunakan untuk sebagai kendaraan utilitas dengan bobot barang maksimal 250 kg.

Dengan mesin four stroke 250 cc, mobil ini hasilkan tenaga 14 Tk dan torsi 17,5 Nm. Dijelaskan dalam buku, Komodo telah dipesan oleh 15 negara.

2 dari 2 halaman

Next

Maleo

Proyek mobil nasional telah diinisiasi sejak zaman mantan presiden Suharto. Salah satu inisiatornya adalah BJ Habibie pada 1996. Mobil yang pada masanya seharga maksimal Rp 30 juta ini berkapasitas 1.300 cc dengan komponen lokal di atas 80 persen.

Proyek ini terhenti sejak Orde Baru membuat proyek mobil nasional Timor.

Timor

Suharto melalui Inpres Nomor 2 Tahun 1996 menginstruksikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk secepatnya membuat proyek industri mobil nasional. Saat itu, PT Timor Putra Nasional (TPN) yang dimiliki Tommy Suharto ditunjuk sebagai pionirnya.

Beberapa keuntungan diberikan untuk perusahaan tersebut. Salah satunya adalah dibebaskan dari bea masuk dan pajak, tetapi dengan syarat mobil harus menggunakan komponen lokal seluruhnya. Mobil pertama Timor meniru Proton Perdana SEi. Proyek ini terhenti karena krisis moneter 1998.

Gang Car

Mobil tanah air lainnya adalah Gang Car yang diproduksi oleh perusahaan pembuat pesawat terbang, PT Dirgantara Indonesia (DI). Mobil bermesin 125-200 cc ini berdesain lucu dengan kapasitas hanya dua orang.

Sama seperti pendahulunya, Gang Car terhenti sejak 2003 karena krisis di tubuh perusahaan. PT DI bahkan mem-PHK lebih dari 9.000 pekerjanya.

GEA

Tidak mau kalah dengan PT DI, PT Industri Kereta Api (INKA) juga berusaha untuk membuat mobil nasional dengan label GEA, singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif. Mobil ini bermesin 640 cc.

Kabar terakhir, pada Desember 2013 GEA berhasil mengantongi sertifikat layak jalan. Artinya, PT INKA sudah bisa memproduksi massal mobil ini. Dengan harga hanya Rp 55 juta, GEA menyasar pangsa mobil murah di pedesaan.

(rio/gst)