Liputan6.com, Jakarta - Oli adalah komponen penting dalam sebuah kendaraan, baik roda dua atau roda empat. Karenanya, banyak yang menganggap jika lebih banyak oli yang digunakan, maka akan lebih baik performa kendaraan.
Padahal, hal ini tidaklah benar. Semua pabrikan punya standar maksimal oli yang dibutuhkan, dan tidak dibenarkan mengisi oli melebihi standar tersebut. Sebabnya, oli yang banyak justru akan berdampak buruk pada mesin.
Firmansyah Saftari dalam buku Utak Atik Otomotif (2009) menjelaskan akibatnya. Menurutnya, jika oli berlebih, maka putaran poros engkol akan menyentuh genangan oli yang ada di bak karter. "Oli jadi berbusa dan berisi udara," tulisnya.
Nah, busa ini justru dapat membuat oli lebih cepat panas, beroksidasi, dan kehilangan tekanan. "Oli yang berbusa sukar dipompa sehingga komponen mesin yang seharusnya mendapatkan pelumasan menjadi kering, dan akan rusak."
Bukan hanya itu, oli yang berbusa juga dapat menghasilkan tekanan gas yang berlebih di ruang pembakaran mesin. Gas ini akan terdorong ke filter udara dan mengotorinya. Tekanan tersebut juga bisa merembes keluar melalui seal yang ada di mesin.
Pada motor, oli yang berlebihan dapat menggenangi plat kopling sehingga berpotensi slip. Akibatnya, tenaga akan berkurang dan lebih boros bahan bakar.
(rio/sts)
Jangan Isi Oli Melebihi Standar Pabrikan
Mengisi oli melebihi standar pabrikan tidak baik. Karenanya, isi oli sesuai dengan batas yang telah ditentukan.
Advertisement