Liputan6.com, Detroit - Teknologi keselamatan anyar seperti automatic braking system dengan sensor-sensor bisa mencegah hampir 10 ribu kematian dan menghemat lebih dari US$ 251 miliar. Demikian hasil riset yang dirilis Boston Consulting Group.
"Sebagian kecelakaan di AS disebabkan karena kesalahan pengemudi. Mengadopsi teknologi ini bisa meminimalisir dampak dari kesalahan tersebut," ujar Xavier Mosquet, North American leader of the firm’s automotive practice seperti dilansir Automotive News, Rabu (30/9/2015).
Sayangnya, belum banyak pabrikan yang memasang fitur tersebut sebagai standar. Sistem kamera surround-view misalnya, baru terpasang pada 1 persen mobil anyar dan diprediksi baru akan naik mencapai 4 persen di 2020. Secara keseluruhan, fitur tersebut hanya akan berkembang 5 persen per tahunnya.
Advertisement
"Tantangannya adalah mengadopsi teknologi tersebut," ujar Steve Handschuh, president of the supplier trade group.
Menurut mereka, konsumen akan bersedia untuk membayar lebih mahal demi fitur keselamatan ini, asalkan adanya penjelasan dari pihak pabrikan.
"Banyak dealer-dealer mobil yang kurang menjelaskan tentang hal ini. Itu membuat masih banyak konsumen yang tidak terlalu memahami signifikansi fitur keselamatan ini," tegas Boston Consulting.
Selain benefit tersebut, teknologi driving assist juga membuka jalan bagi pengembangan mobil otonomos. Teknologi yang memungkinkan sebuah mobil beroperasi tanpa sopir ini diklaim mampu menurunkan kecelakaan hingga 90 persen.
(rio/ian)