Liputan6.com, Motomachi - Toyota Mirai adalah fenomena baru di industri otomotif. Dengan menggunakan bahan bakar hidrogen, model ini bisa jadi jawaban atas keterbatasan bahan bakar berbasis minyak bumi di masa depan.
Lantas, berapa sebenarnya mobil tersebut diproduksi per harinya? Mitsuyuki Suenaga, asisten manajer produksi, mengatakan bahwa 13 pekerja membuat 3 unit Mirai perharinya. Hal ini diungkapkannya awal tahun lalu.
Berbeda dengan model lain, pembangunan Mirai sangat bergantung pada tangan-tangan andal para pekerja, bukan semata kemampuan mesin. "Anda mungkin membayangkan pabrik yang sangat canggih, namun kenyataan jauh dari itu," kata Akio Toyoda, presiden Toyota, dikutip dari Wall Street Journal, Minggu (11/10/2015).
Produksi mobil ini dibuat disebuah zona khusus di pabrik Motomachi, Jepang, di dekat markas Toyota. Saat diproduksi, seluruh bagian Mirai diantarkan oleh semacam ban berjalan.
Tidak semua komponen mobil dibuat dan dirakit dengan tangan. Lembaran logam untuk body, misalnya, dibuat di zona yang terpisah. Setelah dicat, maka body akan dipasangkan oleh 13 orang mekanik terpilih.
Untuk dapat merakit mobil ini, para pekerja akan dilatih selama dua tahun. "Mereka adalah orang yang keterampilannya ingin kami pelihara hingga masa depan," ujar Suenaga. "Beberapa pekerja juga terlibat dalam pembangunan Lexus LFA," tambahnya.
Selain merakit, para pekerja ini juga harus memastikan bahwa tidak ada kebocoran di tangki hidrogen. Mereka juga merakit komponen mobil tradisional seperti panel instrumen dan bumper menggunakan tangannya sendiri.
Untuk diketahui, tahun ini Toyota berencana untuk memproduksi 700 unit Toyota Mirai. Pada 2016 dan 2017, Toyota menargetkan produksi Mirai mencapai angka 2.000 dan 3.000 unit.
(rio/gst)
Toyota Cuma Sanggup Produksi 3 Unit Mirai per Hari
Tiga Toyota Mirai diproduksi tiap harinya oleh 13 pekerja di pabrik Motomachi, Jepang.
Advertisement