Liputan6.com, Cisarua - Sebelum memutuskan untuk membeli mobil bekas (mobkas) ada banyak hal yang mesti diperhatikan. Namanya juga mobil bekas pakai, sudah semestinya konsumen harus memahami risiko saat membeli mobkas.
COO Mobil88 Halomoan Fischer menjelaskan, ada banyak risiko yang dihadapi konsumen. Tidak hanya kondisi kendaraan tetapi ada juga faktor lainnya. Dirinya mencontohkan mobil bekas yang dibeli menggunakan hasil korupsi.
"Jadi misalkan mobil tersebut dibeli oleh seseorang dan ternyata belinya menggunakan uang hasil korupsi kemudian mobil tersebut dijual dan telah dibeli orang lain. KPK yang mengetahui akan terus mengejar dan menyita mobil tersebut sebagai barang bukti. Jika sudah begini sudah tidak bisa apa-apa, ujung-ujungnya konsumen yang dirugikan," katanya di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/10).
Risiko lainnya adalah bekas tabrakan. "Ini (mobil bekas tabrakan) bisa disulap jadi bagus lagi. Risikonya mobil yang sudah kecelakaan sampai strukturnya berubah itu tak aman. Kalau dibawa di bawah kecepatan 100 km/jam itu mungkin tak terasa, tapi sampai 150 km/jam itu berbahaya. Karena kalau titik beratnya pindah ini yang membahayakan."
Mobil bekas tabrakan pasarannya akani turun jauh. "Taksiran kami, mobil yang pernah tabrakan hanya 70 persen dari harga market sebenarnya," papar Fischer.
Lalu, risiko lain yang kemungkinan ditemui adalah akal-akalan odometer. Untuk kasus ini dirinya tidak bisa bisa menerangkan cara mendeteksi odometer digital yang telah di-reset.
"Kalau digital di-reset sudah tidak terdeteksi lagi. Tapi kalau model analog bisa dilihat kasat mata. Pasti ada belas congkelan atau ada angka yang miring," ujarnya.
Lebih lanjut Fischer mengatakan, di Mobil88 risiko-risiko seperti ini bisa dihindari karena pihaknya menerapkan empat filter sebelum membeli mobil. Sehingga konsumen yang membeli mobil dari Mobil88 mendapatkan jaminan ketenangan.
"Kami punya 4 filter sebelum membeli mobil dari orang. Pertama appraisal, cek kondisi, QC (quality control), dan sales advisor. Kalaupun ada akal-akalan, paling cuma lolos sampai filter kedua. Pada fase berikutnya pasti ketahuan dan tidak akan kami beli," pungkasnya.
(ian/sts)